Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersuara terkait situasi politik yang memanas, lantaran dia dituduh sebagai penyandang dana aksi demo 4 November.
“Saya diserang dan ‘dihabisi’ tanpa ampun,” kata SBY dalam tulisannya di Harian Rakyat Merdeka berjudul “Pulihkan Kedamaian Dan Persatuan Kita” hari ini.
Hampir selama tiga pekan, Presiden ke-6 RI itu memilih diam. Bahkan, katanya, dia menutup diri dan menutup komunikasi dengan berbagai kalangan. “Termasuk para sahabat, yang ingin bertemu saya (saya mohon maaf untuk itu), dari pada kami semua kena fitnah,” ujar SBY.
Namun, mengamati situasi yang berkembang saat ini, SBY berpikir bahwa tidak baik jika dia berdiam diri.
Berbeda dengan Cagub DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama, walaupun dirinya sedang diterpa masalah serius terkait dugaan penistaan agama karena menyinggung Surah Al Maidah. Dirinya tetap tegar dan dia berdalih tak ingin seolah menjadi orang terzalimi terkait kasus tersebut.
“Saya bukan orang yang selalu bilang saya prihatin, saya terzalimi, tidak,” kata Ahok, sapaan Basuki, di kediamannya, Pluit, Jakarta Utara.
Menurutnya, cara-cara seperti itu hanya akan merugikan. Dia menilai lakon seperti itu tak ubahnya orang yang minta dikasihani.
“Saya bukan orang model begitu. Saya gak suka mainin lakon terzalimi. Saya apa adanya aja. Saya enggak pernah suka seolah terzalimi dan dikasihani,” jelasnya.
Ditambahkannya, penolakan gencar terhadap dirinya adalah hal wajar. Sehingga kurang tepat jika penolakan tersebut tidak dimanfaatkan untuk meraih dukungan publik.
“Kita bernegara enggak ada istilah dikasihani. Kita bicara bagaimana membangun bata dinding rumah Pancasila dengan segala konsekuensi,” tutupnya.
sumber : sn