![]() |
Made Dika tampak bersimbah darah di dalam mobilnya, Minggu (26/2/2017). Kaca pikap pecah setelah pelaku memukul dengan kayu. |
SINGARAJA - Kasus pembunuhan terhadap I Made Dika (58) oleh Gede Susila (34) di jalan Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Minggu (26/8/2017) sempat menggegerkan berbagai pihak.
Pasalnya, Made Dika dihabisi di jalanan hingga tewas bersimbah darah di dalam mobil.
Dari hasil visum di RSUD Buleleng ditemukan luka robek pada pipi sebelah kiri dan luka tusuk tembus rongga pada dada sebelah kanan tepatnya di bawah puting susu.
Hasil tersebut berkesesuaian dengan hasil autopsi di RSUP Sanglah, ditemukan luka yang di dada disebelah kanan di bawah puting susu adalah luka tusuk tembus sedalam 14 cm dan arah lurus mengenai hati dan arah ke atas mengenai pembuluh nadi (perdarahan) dan luka tersebut diduga mengakibatkan tewasnya karena darah terkumpul di rongga dada dan perut sekitar 1,5 liter.
Disamping itu, polisi masih terus mendalami motif pembunuhan yang dilakukan Gede Susila (34).
Sementara ini motif yang baru terungkap adalah ketersinggungan pelaku karena sepeda motornya tersenggol oleh mobil pikap yang dikemudikan korban saat melintas.
Saat itu, sempat terjadi adu mulut antara korban dengan pelaku.
Korban yang sempat melawan membuat pelaku semakin kalap dan terjadilah pembunuhan itu.
"Sementara motif tambahan yakni akumulasi emosi dari pelaku mulai saat hampir berserempetan, mengejar, menghentikan, menyerang dan sampai kembali melakukan kekerasan, ada keterangan tambahan pelaku bahwa korban sempat berusaha melawan atau membela diri. Namun terus dilakukan penyelidikan untuk mengungkap motif lain," kata Kapolsek Kubutambahan, AKP I Komang Sura Maryantika, Selasa (28/2/2017).
Polisi juga telah memeriksa urine pelaku untuk mendalami penyebab pelaku membunuh korban.
Namun dari tes urine itu hasilnya pelaku negatif mengkonsumsi alkohol ataupun narkoba.
"Kita coba tes faktor lain selain emosional dari pribadi pelaku. Dengan melaksanakan cek urine narkoba, barangkali bisa menambah hal lain yang menjadi penyebab, tapi hasil negatif," ucapnya.
Selain itu, tim Labfor Cabang Denpasar juga telah memeriksa barang bukti terkait kasus itu di Polsek Kubutambahan.
Diantaranya mobil korban, pakaian korban, pisau, sepeda motor dan pakaian tersangka.
Tim ini dipimpin AKBP Ngurah Wijaya Putra dan empat anggota Kimia Biologi Forensik (Kimbiofor) Puslabfor Cabang Denpasar.
"Semua barang bukti dibawa serta untuk diteliti secara ilmiah, tinggal menunggu hasil Labfor," katanya.
Barang bukti pisau menjadi barang bukti terakhir yang ditemukan polisi.
Diduga pisau itu yang digunakan pelaku untuk menusuk korban.
Namun, Kapolsek menampiknya.
"Saat pencarian BB di dalam mobil kami temukan pisau dapur milik korban yang selalu dibawa untuk keperluan seperti mengupas buah dan lainnya. Sudah dibenarkan saksi istri korban," ujarnya.
"Baru dugaan (pisau untuk menusuk korban). Agar hasil scientific, pisau harus dicek di Labfor. Tersangka akan diperiksa tambahan, persesuaian antara barang bukti, perlukaan, keterangan saksi dan perbuatan yang dilakukan," tambah dia.
Seperti diketahui, I Made Dika (58) ditemukan tewas di dalam mobil pikap Mitsubisi DK 9844 UW miliknya di pinggir Jalan Raya Singaraja-Kintamani Dusun Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Minggu (26/2/2017) sekitar pukul 13.00 Wita.
Pria asal Dusun Kajekauh, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini tewas dengan luka tusuk pada rusuk kanan, dada kiri dan luka robek pada bibirnya.
Kapolsek Kubutambahan, AKP I Komang Sura Maryantika mengatakan, korban ketika itu mengemudikan pikap bersama istrinya, Wayan Gunami (58) dari arah timur menuju barat.
Dari arah berlawanan melaju sepeda motor Yamaha Jupiter yang dikemudikan Gede Susila (34) asal Desa Mengening.
Tanpa disadari, di jalan turunan yang menikung itu mobil korban menyerempet sepeda motor Susila.
Namun setelah menyerempet sepeda motor Susila, korban tidak menghentikan laju mobilnya dan terus melaju.
Susila yang merasa tidak terima motornya diserempet berbalik arah terus mengejar mobil korban.
Sampai di jalan yang datar, Susila berhasil mencegat mobil korban.
Saat itu, Susila dengan nada tinggi meminta pertanggungjawaban dari korban.
Tetapi korban bergeming dan tetap tidak minta maaf.
Susila yang terbakar emosi mengambil batang kayu sepanjang 75 sentimeter di pinggir jalan lalu dipukulkan ke kaca depan mobil pikap.
Tidak puas, Susila membuka pintu mobil lalu memukulkan kayu ke wajah korban.
Pukulan itu menyebabkan bibir korban mengucurkan darah.
Pelaku lalu mengambil pisau yang selalu dibawanya lalu menusukkan ke dada dan rusuk korban.
Tusukan itu membuat korban langsung tewas di lokasi kejadian.
Sementara pelaku langsung melarikan diri.
“Pelaku menganiaya korban hingga menyebabkan meninggal dunia diduga karena emosi ketika motornya diserempet mobil korban di jalan. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Sura.
Tidak berselang lama polisi berhasil menangkap pelaku di rumahnya.
Pelaku langsung dibawa ke Polsek Kubutambahan untuk dimintai keterangan.
Sementara jasad korban langsung dibawa ke RSUD Buleleng untuk divisum.
“Istri korban kami minta keterangan sebagai saksi. Sedangkan pelaku masih kita amankan di polsek. Kita masih dalami apa motifnya,” pungkasnya.
Istri Korban, Ni Luh Lawi mengatakan, kejadian sadis itu terjadi saat dirinya dan suami dalam perjalanan untuk menghadiri acara ngototin atau mengupacari anak berumur 6 bulan.
“Suami saya hendak kundangan acara ngotongin atau mengupacari anak berumur 6 bulan, berangkat jam 11 siang, dan motong jalan supaya cepat,” kata Ni Luh Nawi.
Nawi tidak mau bercerita secara gamlang soal kenapa sampai suaminya terbunuh.
“Udah nggih,” ujarnya berlalu dengan raut muka sedih.
sumber : tribun