Ida Ariyani (berkaos putih) bercengkerama dengan tetangga di rumahnya di Dusun Watugajah, Desa Candirejo, Pringapus, Kabupaten Semarang. |
UNGARAN - Bidan Desa Candirejo, Indah Yunita, berkisah tentang janin yang berpindah rahim dari Zumiyati (35) ke rahim Ida Ariyani (30), warga Dusun Watugajah, Desa Candirejo, Pringapus, Kabupaten Semarang.
Sebagai bidan desa, Indah Yunita mempunyai kewajiban sebulan sekali mengunjungi setiap dusun yang ada di Desa Candirejo untuk memeriksa kesehatan ibu-ibu yang hamil serta anak-anak balita.
Di antara tujuh dusun di Desa Candirejo, Watugajah termasuk dusun yang terpencil dan sulit dijangkau. Biasanya, Ida datang ke Watugajah didampingi oleh tim kesehatan dari Puskesmas Pringapus dengan menumpang mobil puskesmas keliling.
Saat itu, sewaktu kunjungan ke Posyandu Dusun Watugajah sekitar bulan Mei 2014, seperti biasanya, ibu-ibu, terutama yang hamil, tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memeriksakan kesehatannya, termasuk Zumiyati (35).
Saat itu, menurut Indah, terdapat hal yang tidak lazim pada kandungan Zumiyati, yakni kondisi perutnya tidak sesuai dengan umur kandungannya. Padahal, setiap bulannya, Indah selalu memeriksa kandungan Zumiyati dan secara medis Zumiyati sudah hamil lima bulan.
"Saya juga heran, soalnya Bu Zum sebelum Mei saya periksa memang sudah ada balotemen-nya (sensasi akan adanya benda terapung dalam cairan. Tanda ini biasanya muncul pada minggu 16-20 kehamilan). Nah waktu saya periksa itu, kok sudah tidak ada," tutur Indah, saat dihubungi Minggu (7/8/2014) malam.
Keheranan dengan apa yang ia temukan, Indah kemudian bertanya dengan sedikit mendesak kepada Zumiyati apakah dirinya benar-benar hamil? "Dia menjawab merasa hamil beneran, soalnya telat menstruasi, ngidam, mual, dan muntah katanya," ujar Indah.
Tidak ingin berspekulasi dengan apa yang ia temukan, Indah lantas menyarankan Zumiyati menjalani pemeriksaan USG (ultrasonografi) ke dokter kandungan atau rumah sakit demi mengetahui umur kandungan yang sebenarnya.
Selang satu bulan berikutnya, bulan Juni, tibalah jadwal kunjungan posyandu di Dusun Watugajah. Zumiyati yang biasanya datang ke posyandu tidak menampakkan batang hidungnya. Namun, saat itu, jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri bertambah satu orang, yakni Ida Ariyani (30), yang tak lain istri Mohammad Daerofi (33), adik kandung dari Zumiyati.
Ida yang tidak pernah memeriksakan diri sebelumnya tiba-tiba mengaku sudah hamil enam bulan. Singkat cerita, Ida kemudian menceritakan ihwal kehamilannya yang mendadak itu kepada bidan desa itu.
"Dia cerita kalau dia yang dulu mengantar Bu Zum USG di rumah sakit. Kata dokter, kandungan kakaknya itu tidak ada bayinya. Terus tahu-tahu berapa hari kemudian katanya Mbak Ida yang hamil," kata Indah menirukan Ida.
Ida menceritakan pertama kali mengetahui dirinya hamil setelah dipijat oleh Ny Supiyem yang tak lain adalah mertuanya sendiri. Saat itu, kata dia, perutnya juga tiba-tiba sudah membesar seperti orang hamil pada umumnya.
"Kalau menurut menstruasinya, umur janinnya saat itu antara 7-8 bulan. Hamilnya sudah besar, sebesar perutnya Mbak Zum yang hilang katanya," ujar Indah.
Fenomena kehamilan Ida, menurut Indah, merupakan hal biasa dalam dunia medis. Meski merupakan akseptor KB, Ida masih dimungkinkan bisa hamil. "Yang saya herankan itu adalah hilangnya janin di perut Mbak Zum (Zumiyati). Sebab, saya sendiri yang memeriksa setiap bulan saat ada kegiatan posyandu di dusun itu. Apakah kemudian pindah ke perut adiknya, itu dalam teori kedokteran tidak ada tanpa tindakan medis seperti operasi," kata dia.
Saat ini, menurut Indah, usia kandungan Ida sudah memasuki usia 34 minggu atau hampir sembilan bulan. "Saat Agustus lalu ke sana, saya periksa janin di kandungan Mbak Ida bagus," kata dia.
sumber : kompas