Jakarta, Beberapa orang tua di Kamerun meyakini bahwa pubertas dini membuat anak-anak gadisnya rentan menjadi korban pelecehan dan perkosaan. Untuk menghindarinya, payudara yang baru tumbuh pun diratakan dengan setrika panas.
Praktik bar-bar meratakan payudara anak gadis dengan setrika panas ini dilakukan para ibu di Afrika, khususnya Kamerun, untuk menyamarkan tanda-tanda pubertas. Diharapkan dengan payudara yang rata, anak-anak gadis ini tidak terlalu menarik bagi pelaku kejahatan seksual.
Gadis-gadis mulai dari usia 10 tahun banyak mengalami siksaan dengan setrika panas untuk meratakan payudaranya yang baru tumbuh. Jika selama ini hanya terjadi di Kamerun, belakangan praktik ini dilakukan pula secara diam-diam di oleh keturunan Kamerun yang tinggal di Inggris.
Lembaga amal untuk perempuan, CAMEWomen's and Girls' Development Organisation (CAWOGIDO) kini menggelar konferensi di London untuk membahas tindakan berbahaya ini. Margaret Nyuydzewira dari CAWOGIDO mengatakan, praktik ini umumnya dilakukan bila anak gadis mengalami pubertas dini.
"Tentu saja ini terjadi di Inggris, tapi tidak seorang pun mau bicara tentang ini. Saya perempuan Afrika, hidup di lingkungan orang Kamerun di London dan ini ternadu di lingkungan saya, hanya saja tidak ada yang mau bicara," kata Nyuydzewira seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (4/10/2013).
Praktik meratakan payudara anak gadis dengan setrika panas juga mendapat perhatian dari kalangan aparat di Association of Chief Police Officers (ACPO). Polisi Inggris akan berupaya untuk melindungi gadis-gadis muda dari praktik berbahaya seperti ini.
"Ini adalah isu yang kita waspadai. Sama seperti yang kita lakukan terhadap Female Genital Mutilation (FGM atau sunat perempuan), kami akan memperlakukannya sebagai penganiayaan terhadap anak," kata komandan ACPO, Mak Chisty.
sumber : detik