Kasus Sisca Jadi Atensi Kapolri Timur Pradopo
JAKARTA - Kasus pembunuhan sadis yang menimpa
eksekutif muda cantik Fransisca Yofie (Sisca), rupanya menyedot
perhatian banyak pihak termasuk Kapolri Jendral Timur Pradopo.
Sisca, dibunuh di Jalan Cipedes RT 07/01, Kelurahan Cipedes, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (5/8/2013) pekan lalu.
"Kasus
Sisca sampai saat ini masih dalam proses. Sama-sama kita tunggu hasil
penyelidikannya. Kami tidak mau mendahului penyidik, ini jadi atensi
pimpinan," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris
Besar Agus Rianto, Minggu (11/8/2013) di Mabes Polri.
Dalam
mengungkap kasus itu, Agus mengatakan penyidik lebih mengarah pada
adanya fakta. Polisi juga masih akan menguji pengakuan dari seorang yang
mengaku mengetahui pembunuhan sadis tersebut.
"Kasus ini masih
dalam proses, doakan kami segera ungkap. Kita bicara fakta, kalau soal
pengakuan, polisi tidak hanya butuh pengakuan tapi juga keterangan,"
ucap Agus.
Diberitakan sebelumnya, penyidik kepolisian dari
Polrestabes Bandung sedikit demi sedikit mulai mampu mengurai kasus
pembunuhan sadis yang menimpa manajer multi finance itu.
"Banyak Pria yang Mau Sama Sisca"
"Orang baik begitu kok dibunuh," ujar sepupu korban pembunuhan sadis, Fransisca Yofie, ketika ditemui Tribun di Jalan Pagarsih, Gang Pasantren, Kota Bandung, Minggu (11/8/2013) siang.
Perempuan yang enggan disebut namanya itu merupakan kerabat dekat
Sisca dari pihak ayah Sisca. Dia mengatakan Sisca dekat dengan saudara
serta keponakan-keponakannya. "Bahkan, kalau ada makanan, Yofie
bagi-bagi ke tetangga termasuk saat memeringati 100 hari kematian
ibunya," katanya.
Dia juga mengaku Sisca tak memiliki masalah dengan orang lain.
"Setahu saya, Yofie ngga pernah cerita soal kejelekan orang lain, ngga
pernah cerita ini (dan) itu mengenai orang lain. Enjoy aja kalau di
rumah, ngga tahu kalau di tempat kerjanya," ujarnya.
Sepupu Sisca itu menyatakan meskipun Sisca sangat dekat dengan
ibunya, keduanya sering berseberangan soal pria yang cocok dengan Sisca.
Menurutnya, satu-satunya pria yang disetujui ibu Sisca berpacaran
dengan putrinya adalah pacar pertama bungsu dari lima bersaudara itu.
Pria itu pula satu-satunya, ucapnya, pacar Sisca yang pernah masuk
rumah keluarga di Pagarsih. Meskipun putus, lanjutnya, Sisca dan mantan
pacarnya itu masih akur karena pria itu masih sering ke rumah Sisca.
"Banyak yang mau sama Sisca dan pacaran. Biasanya, Sisca yang putusin,"
katanya.
Selain dengan ibu, Sisca juga disebut dekat dengan kakak sulungnya.
Hanya, ucapnya, hampir selama satu setengah tahun terakhir keluarga
Sisca tak mengetahui kos Sisca di Bandung. Sepengetahuan keluarga itu,
perempuan single tinggal di Jakarta. "Dia juga pernah ngekos di
Padalarang, Cimahi," ujarnya.
Kemarin, sepupu Sisca sedang menengok rumah keluarga Sisca di Jalan
Pagarsih, Gang Pasantren. Menurutnya, rumah itu adalah rumah orang tua
Sisca juga tempat Sisca dan empat saudaranya dibesarkan. Sejak ayah
Sisca meninggal sekitar lima tahun, ibu Sisca tinggal sendiri di rumah
itu.
"Yofie sering ke sini, ngajak bikin kue dan masak-masak. Saya juga
sering bantu-bantu. Yofie paling senang bikin kue pisang aroma karena
makanan kesukaannya," kata perempuan itu mengenang sang sepupu yang
meninggal pada Senin (5/8) lalu.
Sejak ibu Sisca meninggal pada April lalu, Branch Manager PT Venera Multi Finance jarang kembali ke rumah itu. Sepupu Sisca itu menyebutkan kakak kandung Sisca, Silfie, yang masih sering kembali demi membersihkan dan menginap di rumah itu.
Namun, sejak peristiwa nahas yang merenggut nyawa Sisca minggu lalu,
rumah itu benar-benar ditinggal pergi. Berdasarkan pantauan Tribun,
rumah dengan lebar depannya sekitar empat meter serta bertingkat dua itu
agak tak terurus. Banyak kotoran di teras rumah itu.
Keluarga Sisca memelihara seekor anjing di rumah itu. Beberapa
tetangga keluarga Sisca mengatakan anjing piaraan itu pun turut dibawa
pergi. Sebelumnya, pemilik rumah kos kamar di Jalan Setra Indah Utara
11, Sukagalih, Sukajadi, Kota Bandung, Sinurat, mengatakan Sisca tak
pernah terlibat obrolan.
"Kami belum pernah duduk ngobrol bersama," ujar Sinurat yang diamini
istrinya Tia kala ditemui Tribun di rumah kos itu, Jumat (9/8) sore.
Itu membuat Sinurat dan istrinya tidak mengetahui perubahan atau hal-hal
janggal menjelang peristiwa nahas yang menimpa Frasisca.
Meski demikian, menurut keduanya, Sisca orang yang ramah, sering
menyapa mereka saat berpapasan. "Dia orang sibuk, kalau pulang kerja
hanya sapa sebentar lalu masuk kamar," kata Tia. Sisca adalah
satu-satunya penyewa kos di rumah keluarga Sinurat selama satu setengah
tahun terakhir.
Seperti diketahui, Sisca adalah korban pembunuhan
sadis di Jalan Cipedes RT 07/01 Kelurahan Cipedes, Kota Bandung, Senin
(5/8). Dia mendapatkan luka bacok di bagian kepala. Selain itu,
perempuan cantik itu sempat diseret dengan motor oleh dua orang.
Pada Sabtu (10/8), dikabarkan polisi menangkap pembunuh Sisca. Hanya, belum ada pernyataan resmi dari polisi soal kabar itu. Saat itu, Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Truno Yudho Wisnu Andiko, di Mapolrestabes Bandung pun belum bersedia memberikan keterangan.
Polisi hanya sempat memamerkan barang bukti berupa pakaian yang dikenakan Sisca ketika pembunuhan sadis itu terjadi.
sumber : tribun