Pembunuh di Gunung Salak Tertangkap, Benarkah Kaum LGBT? - Dreaming Post
Online Media Realiable // Layak dibaca dan perlu!!
Home » , , , » Pembunuh di Gunung Salak Tertangkap, Benarkah Kaum LGBT?

Pembunuh di Gunung Salak Tertangkap, Benarkah Kaum LGBT?

Written By Dre@ming Post on Minggu, 26 Februari 2017 | 20.51

Foto semasa hidup korban (Kiri), Imran Handani yang ditemukan tewas bersimbah darah di Jalan Gunung Salak, Gang Esa, Denpasar, Sabtu (25/2/2017).
Usai Minum Arak, Pria Bertato Jantung Hati Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Denpasar

DENPASAR - Pagi-pagi buta, warga Gang Esa, Jalan Gunung Salak, Banjar Abasan, Desa Padangsambian Kelod, Denpasar Barat, dibuat gempar.

Seorang pria dewasa dengan tato jantung hati ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan.

Pria bernama Imran Handani (33) itu terkapar bersimbah darah di dalam gang, Sabtu (25/2/2017).

Saat ditemukan, darah segar masih mengalir dari tubuh Imran.

Warga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

Tak berselang lama, tim gabungan dari Polsek Denpasar Barat serta Polresta Denpasar mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).

Puluhan warga pun menyemut untuk melihat kondisi korban yang kos di Gang Esa nomor 8 itu.

Hingga tadi malam, pelaku pembunuhan terhadap pria yang bekerja sebagai waiter di sebuah restoran di kawasan Kuta, Badung, itu belum terungkap.

Polisi masih melakukan penyelidikan.

Sementara berdasarkan informasi dihimpun, sebelum penemuan mayat tersebut, warga sekitar TKP sempat mendengar gonggongan anjing sekitar pukul 03.00 Wita.

Gonggongan anjing bahkan membangunkan seorang warga, I Gede Sudama Putra (30).

Sudama juga mendengar suara percakapan dari seseorang di antara gonggongan anjing saat dini hari kemarin.

Ia berniat mengecek kegaduhan di dekat rumahnya itu, namun istrinya melarang untuk keluar.

Karena merasa ada sesuatu, Sudama mengirim pesan singkat (SMS) kepada anggota pecalang.

Ia melaporkan telah terjadi keributan di depan rumahnya.

Keributan dini hari itu juga didengar oleh pria asal Jepang, Otta.

Ia mengaku mendengar suara teriakan minta tolong dari rumahnya yang berada di gang sebelah.

“Waktu itu saya mendengar suara minta tolong, karena sangat malam saya kembali tidur,” ungkap pria yang fasih berbahasa Indonesia itu.

Menjelang matahari terbit, sekitar pukul 05.30 Wita, Sudama kemudian dibangunkan oleh seorang warga, yang secara mengejutkan mengabarkan di depan rumahnya tergeletak mayat pria bersimbah darah.

Tetangga kos korban, Eri Setiyawan, mengaku sekitar pukul 23.30 Wita mereka sempat minum arak di depan rumah kos.

Namun beberapa menit kemudian, korban didatangi oleh seorang pria yang belum diketahui identitasnya dan diduga sebagai pelaku pembunuhan.

Sekitar pukul 00.30 Wita, korban pamit dengan teman-temannya untuk membeli nasi dengan menggunakan motor Vario DK 4807 BM.

“Korban sempat minum minuman keras sebelum dijemput oleh Mr X itu,” kata Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Wisnu Wardana.

Ada Luka Tusukan di Bagian Dada Waiter yang Tewas di Jalan Gunung Salak

DENPASAR - Pagi-pagi buta, warga Gang Esa, Jalan Gunung Salak, Banjar Abasan, Desa Padangsambian Kelod, Denpasar Barat, dibuat gempar.

Seorang pria dewasa dengan tato jantung hati ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan.

Pria bernama Imran Handani (33) itu terkapar bersimbah darah di dalam gang, Sabtu (25/2/2017).

Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Wisnu Wardana mengungkapkan, korban dibunuh diduga dengan cara ditusuk pada bagian dada atas kanannya.

Luka di dada ini yang mengeluarkan darah paling banyak.

Saat ditemukan pertama kali, korban tengkurap ke arah timur, tangan kanannya lurus ke atas, tangan kiri berada di atas dada.

“Korban mengenakan baju kaos warna abu-abu lengan biru, celana panjang jeans warna abu-abu dan sandal jepit warna hitam merk Eiger,” jelasnya.

Polisi juga menemukan rokok dan korek gas pada saku celana kanan korban.

Handphone serta dompetnya juga ditemukan di celana korban.

Pada tubuh korban, polisi juga menemukan dua tato jantung pada lengan kanan dan kiri.

Sedangkan tato lain pada bahu kanan dan betis kanan.

Kini jenazah pria asal Medan, Sumatera Utara, ini masih dititipkan di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah.

“Untuk mengetahui penyebab kematiannya karena kehabisan darah atau akibat luka tusukan harus menunggu pemeriksaan forensik, rencananya kami akan meminta RSUP Sanglah mengautopsi tubuh korban,” ujarnya.

Untuk motifnya, polisi belum mengetahui secara pasti.

“Untuk motif, kami masih mendalaminya,” tandas Kompol Wisnu.

Namun demikian, pelaku diduga merupakan orang yang dikenal oleh korban.

Pelaku juga diduga membawa kabur motor korban.

Waiter yang Tewas di Jalan Gunung Salak Sering Dikunjungi Teman Laki-laki

DENPASAR - Setelah penemuan mayat Imran Handani di Jalan Gunung Salak, Gang Esa, Denpasar, kemarin (25/2/2017), mencoba menyambangi rumah kosnya yang berjarak tidak jauh dari lokasi kejadian.

Rumah kos korban berada di ujung gang tepatnya di Gang Esa nomor 8.

Korban diketahui tinggal sendiri di kosnya selama kurang lebih setahun.

Menurut keterangan tetangga kosnya, semasa hidupnya waiter di sebuah restoran di Kuta, Badung, ini terbilang sangat tertutup.

“Orangnya jarang berkomunikasi. Paling cuma menyapa sesama penghuni kos,” ucap tetangga kos korban, Umi.

Meskipun memiliki pribadi tertutup, korban dikenal sopan.

“Kalau pagi hari biasanya dia menyapu di kosnya,” ungkap wanita asal Banyuwangi, Jawa Timur ini.

Umi menuturkan, biasanya Imran keluar dari kos untuk bekerja setiap pukul 15.00 Wita dan pulang pada tengah malam sekitar pukul 23.00 Wita.

“Selalu pergi dan pulang ke kos dengan mengenakan pakaian kerja,” katanya.

Dia juga mengatakan Imran yang belum berkeluarga itu seringkali dikunjungi oleh teman sesama laki-laki.

“Teman-temannya sering datang ke kosnya, tapi enggak nongkrong, langsung pergi begitu,” ungkapnya.

Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, korban diduga merupakan kaum LGBT (penyuka sesama jenis).

Diduga pembunuhan ini dipicu karena permasalahan pribadi.

“Dia (korban, red) LGBT, diduga tewasnya korban karena ada masalah pribadi dengan pelaku,” tutur sumber dari kepolisian.

Sementara itu, Kelian Adat Banjar Abasan, Nyoman Surajaya, mengatakan pihaknya langsung melaksanakan upacara mecaru setelah terjadi kasus pembunuhan di wilayahnya.

"Ini untuk menetralisir tempat kejadian perkara. Untuk saat ini sisa darah kita tutup dengan pasir,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan Gang Esa memang banyak ditinggali oleh warga pendatang.

Namun semua warganya memiliki identitas yang jelas.

“Semua warga pendatang sudah kami data, mereka masing-masing memiliki KTP dan juga kipem,” ucapnya.

Hingga kini kepolisian masih berupaya keras mengungkap kasus pembunuhan yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 03.00 wita dini hari kemarin.

Pelaku diduga kenal dan memiliki hubungan dengan si korban.

Polisi Tangkap Pembunuh Pria yang Ditemukan Bersimbah Darah di Gunung Salak!

DENPASAR- Tim buser Satreskrim Polresta Denpasar dan Polsek Denpasar Barat melakukan penangkapan terhadap pelaku pembunuhan Imran H yang tewas ditikam di Jalan Gunung Salak Denpasar Barat, Sabtu (25/2/2017).

Kabid Humas Polda Bali, AKBP Hengky Widjaja membenarkan penangkapan itu.

Pelaku ditangkap di Pelabuhan Ketapang usai berhasil menyebrang dari Bali menuju Banyuwangi.

Penangkapan ini, berawal dari keterangan saksi atas nama Angga.

Saat itu, saksi disuruh untuk membawa buku tabungan, uang dan baju pelaku.

Saksi dan pelaku janjian akan bertemu di Pelabuhan Ketapang siang tadi sekitar pukul 12.00 Wita.

"Mendapat informasi itu kami akhirnya mengatur strategi untuk melakukan penangkapan terhadap tersangka," kata Hengky, Minggu (26/2/2017).

Dijelaskannya, saksi dan pelaku bertemu di rumah makan dekat Pelabuhan Ketapang.

Pelaku sendiri diketahui berinisial MH.

Usai itu, maka dilakukan penangkapan oleh tim Buser.

"Setelah dilakukan interogasi tersangka beserta barang bukti motor dibawa ke Polresta Denpasar untuk proses penyidikan," jelasnya.

Sebelumnya, seorang pria ditemukan bersimbah darah di Jalan Gunung Salak gang Esa Desa Padangsambian Klod Denpasar.

Pria bernama Imran H (34) itu diduga dibunuh usai ribut-ribut di daerah tersebut.

Informasinya, kejadian ini pada hari Sabtu tanggal 25 Pebruari 2017 diperkirakan pukul 03.00 Wita.

Saat itu seorang saksi yang enggan disebut namanya menyatakan, bahwa pada dini hari mendengar anjing peliharaan saksi menggonggong tidak henti-hentinya di gang selatan rumah saksi.

Saat itu posisi korban telungkup dan sudah bersimbah darah.

Kapoksek Denpasar Barat Kompol Wisnu Wardana menyatakan, pihaknya masih memeriksa empat orang saksi dan masih melakukan pendalaman penyelidikan di lapangan.

Hingga saat ini, masih belum diketahui motif penyebab kematian masih menunggu hasil autopsi RSUP Sanglah.

"Kami membentuk tim untuk mengunkap hal ini. Tapi masih menunggu hasil autopsi pihak Rumah Sakit," paparnya.

Korban Pembunuhan di Gunung Salak Denpasar Sempat Pegang Alat Vital Lalu Ajak Check In di Hotel!

DENPASAR - Dalam jangka waktu kurang dari 24 jam, tim gabungan Polsek Denpasar Barat dan Polresta Denpasar berhasil memecahkan kasus pembunuhan di Jalan Gunung Salak Gang Esa, Banjar Abasan, Desa Padangsambian Kelod,Denpasar Barat, yang menewaskan Imran Handani (34).

Pelaku pembunuhan, Mahfud Hudori (23), ditangkap saat tengah menyatap makanan di sebuah warung makan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Informasi yang berhasil dihimpun, pelaku yang bekerja di sebuah warung makan di Kuta ini berupaya kabur ke kampung halamannya di Bondowoso, Jawa Timur.

Tim opsnal Polsek Denpasar Barat yang dipimpin Kanit Reskrim Iptu Aan Saputra R.A, meluncur ke Jawa Timur setelah memperoleh informasi yang cukup mengenai keberadaan pelaku.

Terungkapnya kasus pembunuhan ini, menurut informasi dari kepolisian yang diterima, berawal dari pemeriksaan terhadap para saksi.

Korban Imran Handani, sesaat sebelum ditemukan tewas bersimbah darah di Gang Esa, diketahui sempat minum-minum bersama empat orang kawannya.

Jumat (24/2/2017) malam, Imran minum-minum di kamar kos Amir Purbo (23) yang berlokasi tak jauh dari TKP.

Di dalam kamar, Imran berkumpul sambil minum arak bersama lima orang rekannya, Amir Purbo, Mahfud, Eri, Budi dan Latiful.

Saat acara minum-minum itu, Purbo melihat Mahfud terlihat kesal.

Gara-garanya, Imran melakukan hal yang tak senonoh terhadap Mahfud.

Kebetulan, saat itu keduanya duduk bersebelahan di atas kasur.

"Waktu sedang asyik minum, saksi melihat pelaku kesal saat korban memegang kemaluan pelaku. Soal itulah yang mungkin memunculkan niat pelaku menghabisi korban," beber anggota polisi yang tidak berkenan namanya ditulis ini, Minggu (26/2/2017) sore.

Dalam kondisi marah, Mahfud tiba-tiba mengajak korban pergi ke luar membeli makanan.

Mereka meninggalkan empat orang lainnya.

Mereka membeli makanan menggunakan sepeda motor Imran.

Keempat rekannya menunggu mereka, saat ditunggu selama kurang lebih 30 menit baik Mahfud maupun Imran tidak kunjung datang.

Keempat orang ini pun membubarkan diri.

"Setelah bubar, Purbo nggak langsung tidur. Dia pergi ke tempat kerjanya di minimarket di Seminyak karena ditelepon oleh orang toko. Sesampainya di toko, Purbo dijemput oleh Latiful. Dia mengatakan bahwa Mahfud habis membunuh Imran. Latiful membawa baju kaos Mahfud untuk dibuang ke Tabanan," urai polisi ini tadi.

Tanpa pikir panjang, Purbo dan Latiful segera bergegas pergi ke daerah Kediri, Tabanan, untuk membuang baju tersebut.

Setelah menghilangkan barang bukti di sana, mereka berdua kembali ke Denpasar.

"Sementara mereka berdua membuang barang bukti, pelaku tancap gas ke Pelabuhan Gilimanuk menggunakan sepeda motor korban," katanya.

Pengungkapan kasus ini semakin terang benderang setelah polisi memeriksa keempat orang yang sempat minum arak bersama pelaku dan korban.

Dari sana, polisi mengorek keterangan mereka.

Saksi kunci, Purbo, menjelaskan pisau yang digunakan Mahfud ntuk menghabisi Imran, diperoleh dari rekannya yang bernama Angga.

Purbo sendiri diamankan di tempat kerjanya pada sore hari setelah jenazah Imran ditemukan.

"Jadi pelaku memanfaatkan kesempatan saat pergi membeli makan. Dia pergi ke kos Angga di timur LP Kerobokan dengan alasan mau ambil uang, tapi dia malah ambil pisau. Di tengah perjalanan, korban mengajak pelaku tidur di hotel sambil terus memegang kemaluan pelaku, sampai di sana pelaku menghabisi nyawa korban di Gang Esa," ungkap sumber.

Setelah mengamankan Purbo, polisi juga turut mengamankan Latiful dan Angga.

Keterangan dari ketiga orang ini menjadi modal berharga bagi polisi untuk memecahkan kasus.

Mahfud diketahui berupaya kabur ke kampung halamannya di Bondowoso, Jawa Timur.

Polisi pun meluncur mengejar Mahfud.

Pengejaran polisi membuahkan hasil, pelaku Mahfud ditangkap saat sedang menyantap makanan di sebuah warung makan Jalan Gatot Subroto, Ketaoang, Banyuwangi, persis di depan Pelabuhan Ketapang.

"Saat diamankan, dia sedang makan sama temannya bernama Heriyanto," ujar sumber.

Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Reinhard Habonaran Nainggolan, yang dikonfirmasi kemarin sore membenarkan ihwal pengungkapan kasus pembunuhan tersebut.

Menurutnya, kini barang bukti sepeda motor milik korban dan baju pelaku yang berlumuran darah sudah diamankan.

"Benar, sekarang pelaku dan barang bukti sedang menuju Denpasar," kata Reinhard seizin Kapolresta, Kombes Hadi Purnomo.









sumber : tribun
Share this article :

Visitors Today

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dreaming Post - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Sorga 'n Neraka