Jakarta, Kondisi ekonomi yang buruk biasanya diiringi
dengan kenaikan kriminalitas yang tajam. Perampokan dan pencurian adalah
kejahatan yang paling sering terjadi akibat dampak ekonomi. Ada banyak
hal yang bisa dicuri, mulai dari uang, harta benda, organ tubuh, hingga
penis.
Tentu mengejutkan mendengar penis bisa dicuri. Di Afrika, kasus pencurian penis dikabarkan mengalami kenaikan. Laporan tersebut berasal dari antropolog di University of California Berkley bernama Louisa Lombard. Dalam artikel yang ia tulis di Majalah Pacific Standard, Lombard menjelaskan bahwa kasus pencurian penis makin banyak terjadi di Afrika.
Daerah perkotaan di Afrika Barat dan Tengah adalah daerah dengan kasus pencurian terbanyak. Akhir-akhir ini, kasus tersebut mulai merambah pedesaan, misalnya di daerah Tiringoulou, sebuah dusun kecil di Republik Afrika Tengah yang sangat kecil, miskin dan hampir tidak punya pasar.
Lombard memang tidak pernah menyaksikan secara langsung bagaimana organ kelamin pria tersebut dicuri atau diambil, namun dia berbicara dengan beberapa saksi mata yang meyakinkannya bahwa kejahatan ini benar-benar nyata adanya.
"Beberapa pencuri menukarnya dengan uang dalam perdagangan organ secara gelap dan hasilnya menguntungkan," kata Lombard menirukan saksi mata seperti dilansir Huffington Post, Selasa (19/3/2013).
Ternyata sejarah pencurian penis sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu kasus yang pernah tercatat adalah hilangnya penis di Cina sekitar tahun 300 SM. Ketika itu muncul ancaman 'suo-yang' atau penis yang menyusut. Riwayat ini dimuat dalam Nei Ching, buku klasik pengobatan Kaisar Kuning.
Kasus terakhir yang diketahui secara luas adalah peristiwa seorang pria di Cina yang kehilangan penisnya. Pada bulan Juli 2012 lalu, seorang pria warga desa Niqiao bernama Fei Lin kedatangan pencuri saat sedang tidur. Para pencuri masuk ke rumah, menaruh tas di atas kepalanya, lalu memotong dan mencuri penisnya.
Pihak kepolisian menduga kasus pemotongan dan pencurian penis itu dilakukan oleh suami yang cemburu. Pasalnya Lin dikabarkan telah selingkuh dengan istri orang. Walau demikian, kasus tersebut belum terungkap sepenuhnya.
Tentu mengejutkan mendengar penis bisa dicuri. Di Afrika, kasus pencurian penis dikabarkan mengalami kenaikan. Laporan tersebut berasal dari antropolog di University of California Berkley bernama Louisa Lombard. Dalam artikel yang ia tulis di Majalah Pacific Standard, Lombard menjelaskan bahwa kasus pencurian penis makin banyak terjadi di Afrika.
Daerah perkotaan di Afrika Barat dan Tengah adalah daerah dengan kasus pencurian terbanyak. Akhir-akhir ini, kasus tersebut mulai merambah pedesaan, misalnya di daerah Tiringoulou, sebuah dusun kecil di Republik Afrika Tengah yang sangat kecil, miskin dan hampir tidak punya pasar.
Lombard memang tidak pernah menyaksikan secara langsung bagaimana organ kelamin pria tersebut dicuri atau diambil, namun dia berbicara dengan beberapa saksi mata yang meyakinkannya bahwa kejahatan ini benar-benar nyata adanya.
"Beberapa pencuri menukarnya dengan uang dalam perdagangan organ secara gelap dan hasilnya menguntungkan," kata Lombard menirukan saksi mata seperti dilansir Huffington Post, Selasa (19/3/2013).
Ternyata sejarah pencurian penis sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu kasus yang pernah tercatat adalah hilangnya penis di Cina sekitar tahun 300 SM. Ketika itu muncul ancaman 'suo-yang' atau penis yang menyusut. Riwayat ini dimuat dalam Nei Ching, buku klasik pengobatan Kaisar Kuning.
Kasus terakhir yang diketahui secara luas adalah peristiwa seorang pria di Cina yang kehilangan penisnya. Pada bulan Juli 2012 lalu, seorang pria warga desa Niqiao bernama Fei Lin kedatangan pencuri saat sedang tidur. Para pencuri masuk ke rumah, menaruh tas di atas kepalanya, lalu memotong dan mencuri penisnya.
Pihak kepolisian menduga kasus pemotongan dan pencurian penis itu dilakukan oleh suami yang cemburu. Pasalnya Lin dikabarkan telah selingkuh dengan istri orang. Walau demikian, kasus tersebut belum terungkap sepenuhnya.
sumber : detik