![]() |
Bila tamu menyanggupi tarif satu kali kencan senilai Rp 2,5 juta, maka para remaja itu akan mendapatkan jatah Rp 1 juta, sedangkan sisanya untuk Dedi |
SURABAYA – Siswi SMA di Surabaya berinisial ELS mengatakan dirinya terpaksa melakoni prostitusi.
Alasannya, dia membutuhkan biaya untuk jajan adik-adiknya yang masih kecil.
Selain itu, hasil berkencan dengan para pelanggan dipakainya juga untuk membeli ponsel dan belanja pakaian di mal.
"Buat jajan adik, saya terpaksa seperti ini. Uang Rp 1 juta buat saya itu sudah banyak," katanya sembari menutup wajahnya.
Meski terbilang baru, ELS kerap takut aksinya diketahui orangtuanya.
"Enggak ada paksaan, demi uang mau bagaimana lagi. Kadang juga takut," katanya sambil sesenggukan.
ELS ditangkap Unit reskrim Polrestabes Surabaya bersama mucikarinya Dedi (33), warga Jalan Semolowaru.
Berdasarkan pengakuan Dedi, dia berkenalan dengan ELS (16) dan SSL (16) dari jejaring sosial pada awal tahun 2016.
Saat itu, Dedi menawarkan kepada korban untuk bergabung dengan bisnis prostitusinya dengan tarif Rp 2 juta setiap melayani tamu.
Tanpa pikir panjang, kedua korban yang masih duduk di bangku SMA ini menyetujui penawaran tersebut.
Pada April 2016, Dedi yang telah memperoleh pesanan dari pria hidung belang kemudian menjemput keduanya di sebuah rumah sekitar pukul 17.30.
Keduanya lalu dibawa ke Hotel Cleo di Jalan Basuki Rahmad, Surabaya.
Setiap melayani pria hidung belang, kedua remaja itu tidak pernah mengetahui identitas tamunya.
Dedi telah mengatur semuanya, mulai dari membuat janji dengan tamu hingga memesan kamar hotel.
"Korban ini tinggal masuk ke dalam kamar untuk melayani tamunya," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Matanette, Rabu (13/4/2016).
Dedi diamankan saat mengantar korban di kamar 612 Hotel Cleo.
Saat itu, Dedi sempat mengelak bahwa dia menjajakan anak di bawah umur.
"Saat kami sodorkan bukti-bukti, Dedi tak bisa mengelak lagi," ujar Takdir.
"Kami belum bisa memastikan apakah tamunya berasal dari lingkungan Dedi atau di luar. Ini masih kami dalami," jelas dia.
Selain itu, tiga dari puluhan korban lainnya, juga pernah ditiduri oleh Dedi sebelum ditawarkan kepada pria hidung belang.
"Ada yang ditiduri Dedi sebelum dijual dan rata-rata mereka yang ditiduri adalah korban yang baru bergabung," ungkap Takdir.
Saat diwawancarai, Dedi mengaku mencari "mangsanya" melalui jejaring sosial Facebook.
Dia pun bisa meraup keuntungan hingga Rp 1 juta setiap korban melayani tamu.
Bila tamu menyanggupi tarif satu kali kencan senilai Rp 2,5 juta, maka para remaja itu akan mendapatkan jatah Rp 1 juta, sedangkan sisanya untuk Dedi.
"Tidak banyak, terkadang Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta, tergantung penawaran tamunya. Kalau sedikit ya harus bagaimana lagi," kata Dedi.
Dedi menuturkan, selain dibuatkan janji dengan tamu oleh dirinya, para remaja juga kerap mencari pelanggan sendiri tanpa bantuannya.
"Tanpa melalui saya mereka bisa mencari sendiri. Biasanya saya hanya mengenalkan di awal, selanjutnya mereka sendiri," kata Dedi.
sumber : tribun