![]() |
“Kita tunggu hasil visum saja. Kita
belum tahu apa pastinya pelecehan seksual yang dialami warga rohingnya
itu,” kata Media Relations KNSR, Zainal Bakri, Selasa (29/9/2015) malam.Gbr Ist
|
LHOKSEUMAWE – Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya (KNSR) Lhokseumawe belum bisa memastikan jenis pelecehan seksual yang dialami empat warga Rohingya saat mereka keluar lokasi penampungan.
Untuk membuktikan terjadinya pemerkosaan, sesuai pengakuan keempat warga rohingnya itu, diperlukan visum. Namun, warga Rohingya tak ingin divisum di Rumah Sakit Cut Meutia.
“Kita tunggu hasil visum saja. Kita belum tahu apa pastinya pelecehan seksual yang dialami warga rohingnya itu,” kata Media Relations KNSR, Zainal Bakri, Selasa (29/9/2015) malam.
Hal senada disebutkan Ketua KNSR Aceh, Mustafa MY Tiba. Dia menyebutkan, sore tadi pihaknya membawa paksa empat korban yang diduga mengalami pelecehan seksual ke Rumah Sakit Cut Mutia. Tujuannya agar memastikan benar atau tidak terjadi pelecehan seksual. Namun, warga rohingnya mencegah dan mereka berusaha meningalkan barak.
“Tadi kita bawa paksa untuk memastikan pelecehan seksual itu. Ini perlu diperjelas, sehingga kita bisa membantu tindakan yang diperlukan untuk masalah ini,” ujar Mustafa.
Sebelumnya diberitakan empat warga rohingnya mengaku menjadi korban pelecehan seksual pada Senin 28 September 2015 malam. Keempat korban itu berinisial AM, HA, ZU dan TI.
propinsibali.com_____
sumber : kompas