Naasnya AirAsia QZ8501, 155 Penumpang serta 7 Awak Hilang - Dreaming Post
Online Media Realiable // Layak dibaca dan perlu!!
Home » , » Naasnya AirAsia QZ8501, 155 Penumpang serta 7 Awak Hilang

Naasnya AirAsia QZ8501, 155 Penumpang serta 7 Awak Hilang

Written By Dre@ming Post on Minggu, 28 Desember 2014 | 19.05

Keluarga penumpang pesawat Air Asia padati posko informasi di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.
Pesawat AirAsia Hilang Kontak

JAKARTA - Pesawat AirAsia QZ8501 yang mengangkut 155 penumpang serta 7 awak, hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) pagi, saat penerbangan dari Surabaya menuju Singapura.

Kementerian Perhubungan merilis kronologi hilangnya pesawat AirAsia dalam konferensi pers di kantor Otoritas Bandara Wilayah II, Bandara Soekarno-Hatta, Minggu. Pesawat diperkirakan jatuh di perairan Tanjung Pandan dan Pontianak.

Menurut Direktur Perhubungan Udara Djoko Murjatmodjo, Pukul 05.36, pesawat berangkat dari Surabaya menuju Singapura dengan ketinggian 32.000 kaki. Pesawat dilaporkan mengikuti jalur yang biasa ditempuh antara Surabaya dan Singapura yaitu M635.

Pesawat kontak terakhir dengan Air Traffic Control Jakarta pukul 06.12. Dalam kontak itu, pilot meminta menghindar ke arah kiri dan meminta izin untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki. Permintaan pilot disetujui oleh pihak ATC.

Pada Pukul 06.16, pesawat masih ada di layar radar. Pukul 06.17, pesawat hanya tinggal sinyal di dalam radar ATC.

Pukul 06.18 pesawat hilang dari radar. Yang ada, di radar tinggal data rencana terbang. Seharusnya, di dalam radar ada data lain yakni realisasi terbang namun data itu hilang.

"Lokasi hilang kontak yakni antara Tanjung Panda dan Pontianak agak ke selatan. Basarnas masih mencari posisinya itu karena ELT yang biasa pesawat itu jatuh, akan ada transmisi, ini belum ada," kata Djoko.

Polri Terjunkan Tiga Polda Cari Pesawat AirAsia QZ8501 yang Hilang Kontak

JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia menurunkan sejumlah personil untuk membantu pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang hilang kontak pagi tadi. Personil Polri yang diturunkan berasal dari beberapa Polda yang berada di sekitar lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat tersebut.

"Ini jumlah personil Polri yang dikerahkan oleh Kabaharkam (Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan) Polri untuk membantu pencarian dan pertolongan pesawat Air Asia yang dinyatakan hilang," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie, melalui pesan singkat, Minggu (28/12/2014).

Ronny menjelaskan, Polda Kalimantan Barat menerjunkan satu regu anggota Ditpolair Polda Kalbar yang memiliki kemampuan SAR untuk bergabung dengan Basarnas. Kemudian Polda Bangka Belitung mengirimkan satu kapal dengan satu regu SAR Dirpolair Polda Kepulauan Riau, lanjut Ronny, juga mengirimkan dua kapal dengan dua regu SAR Ditpolair. Sementara Satu helikopter dari Polda Sumatera Selatan dan satu helikopter lainnya dari Polda Kalimantan Barat bersiaga di Polda masing-masing.

"Menunggu perintah Kapolda masing-masing tentang pengerahan bantuannya," kata Ronny.

Seperti diberitakan, pesawat Airasia QZ8501 dengan rute Surabaya-Singapura hilang kontak pada pukul 07.55. Pesawat sempat menghubungi Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta untuk meminta izin naik ke ketinggian 38.000 kaki dari yang sebelumnya 32.000 kaki untuk menghindari cuaca buruk. Namun, tak lama setelah, itu pesawat hilang dari radar. Pesawat Airasia QZ8501 ini membawa 155 orang penumpang yang terdiri dari 138 orang dewasa, 16 orang anak-anak, dan 1 orang balita.

AirAsia: Pesawat QZ 8501 Layak Terbang

TANGERANG - AirAsia Indonesia menegaskan bahwa pesawat dengan nomor penerbangan QZ 8501 layak jalan. Pesawat itu juga disebutkan telah melakukan perawatan rutin selama ini. Hal tersebut diungkapkan dalam pernyataan pers terakhir yang dirilis AirAsia hari ini, Minggu (28/12/2014).

"Pesawat dalam kondisi layak terbang dan telah melakukan perawatan berjadwal terakhir pada 16 November 2014," tulis AirAsia.

Pesawat AirAsia yang dinyatakan hilang kontak pagi itu adalah jenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC. Pesawat ini mengangkut dua pilot, empat awak kabin, dan satu orang teknisi.

Pilot Kapten Irianto yang mengawaki pesawat itu disebutkan telah memiliki 20.537 jam jerbang. Di antaranya yakni 6.053 jam terbang bersama AirAsia Indonesia. Sementara first officer Remi Emmanuel Plesel memiiki jam terbang 2.247 jam.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan belum mau menduga penyebab hilang kontaknya pesawat Airasia QZ 8501.

Direktur Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo hanya mengungkapkan bahwa pesawat itu sempat berkomunikasi dengan air traffic control Bandara Soekarno-Hatta meminta untuk naik dari ketinggian 32.000 kaki ke 38.000 kaki untuk menghindari cuaca buruk. Namun, kemudian pesawat hilang kontak di wilayah udara antara Tanjung Pandan dan Pontianak.

AirAsia mengungkapkan tim operasi SAR diturunkan di bawah panduan Badan SAR Nasional. "AirAsia mendukung penuh pihak otoritas penerbangan dan kooperatif dalam proses investigasi yang tengah berlangsung," kata pernyataan pers itu.

Telat "Boarding", Keluarga Ini Batal Naik AirAsia QZ-8501

SURABAYA - Perasaan Ari Putro Cahyono campur aduk antara sedih dan bahagia. Dia dan 10 anggota keluarganya, Minggu (28/12/2014) pagi gagal terbang dengan pesawat Asia Air QZ8501 ke Singapura, karena terlambat boarding.

Warga Rungkut YKP blok RL no 17D Surabaya ini menceritakan, sebenarnya dia dan 10 anggota keluarganya sudah datang ke bandara pada 05.30 WIB, sebab tiketnya terjadwal berangkat ke Singapura pada 07.20 WIB. Namun dia ternyata terlambat karena penerbangan dimajukan.

"Saya tidak baca email pemberitahuan bahwa penerbangan diajukan," katanya.

Oleh pihak maskapai, Ari diperbolehkan berangkat pada penerbangan selanjutnya. Namun, alangkah terkejutnya, ketika Ari mendengar kabar yang sedianya akan ditumpanginya itu hilang kontak.

"Saya sempat melihat keluarga penumpang datang ke bandara dengan cemas dan berlarian," jelasnya.

Ari pun memutuskan untuk tidak mengikuti penerbangan selanjutnya yang dijanjikan pihak maskapai. "Saya cancel penerbangannya, biar rugi tidak masalah, asalkan keluarga saya selamat," ujarnya.

Pesawat Air Asia QZ-8501 Surabaya-Singapura hilang kontak di Tanjung Pandan, Kalimantan. Pesawat yang seharusnya sudah mendarat di Singapura sekitar pukul 08.30 waktu setempat tersebut, membawa 138 orang dewasa, 16 anak, satu bayi dan tujuh orang awak pesawat.

AirAsia QZ 8501 Terakhir Masuk Perawatan pada 16 November 2014

JAKARTA – AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 adalah pesawat berjenis Airbus 320-200. Pesawat ini menggunakan teknologi dari Perancis dan Jerman. Dari data berbagai sumber, Airbus adalah jenis pesawat komersil yang cukup laris dipakai berbagai penerbangan di dunia.

Airbus 320 mengalami masa jayanya dengan penjualan tertinggi pada masa sekitar tahun 2005 – 2007. Pesawat ini mampu mengangkut sampai 220 penumpang. Di Indonesia, beberapa maskapai penerbangan low cost carrier atau biasa disebut penerbangan murah seperti Mandala dan Citilink termasuk Air Asia memakai pesawat jenis ini.

Pesawat AirAsia QZ 8501 tercatat terakhir masuk perawatan pada 16 November 2014. Selama ini pesawat QZ 8501 juga tercatat tidak pernah mengalami masalah. Dalam siaran persnya, AirAsia menyatakan pesawat dalam keadaan baik. "Pesawat dalam kondisi layak terbang," demikian yang tertulis dalam siaran pers AirAsia.

Kapten pilot yang memegang kendali kemudi pesawat QZ 8501, Iriyanto, adalah pilot yang memiliki jam terbang tinggi. Dalam catatan AirAsia, Iriyanto memiliki jam terbang sebanyak 20.537 jam terbang, 6.053 di antaranya adalah jam terbang bersama AirAsia.

AirAsia menyerahkan sepenuhnya kepada Badan SAR Nasional atau Basarnas dalam melakukan pencarian pesawat. "Saat ini, tim operasi SAR telah dilaksanakan di bawah panduan Badan SAR Nasional (BASARNAS) Kementerian Perhubungan. AirAsia mendukung penuh pihak otoritas penerbangan dan kooperatif dalam proses investigasi yang tengah berlangsung."

Kemenhub: ATC Setuju AirAsia Lakukan Penyimpangan Rute

TANGERANG - Kementerian Perhubungan menyebut ATC (Air traffic control) memberikan izin kepada pesawat AirAsia QZ8501 untuk menyimpang dari jalur penerbangannya. Meski begitu, ATC belum menyetujui permintaan naik ke ketinggian 38 ribu kaki saat melakukan penyimpangan.

"Pada jam 06.15, posisi pesawat melapor ke ATC dan teridentifkasi, minta menyimpang dari rute penerbangan dan minta naik ke ketinggian 38 ribu feet. Permintaan menyimpang itu disetujui, namun permintaan naik belum disetujui," kata Dirjen Perhubungan Udara Djoko Murjatmodjo dalam konferensi pers di Kantor Otoritas Bandara, Minggu (28/12/2014).

Permintaan melakukan penyimpangan rute dilakukan karena pesawat diduga menghadapi cuaca buruk dalam lintasan. Sebelum naik di ketinggian 38 ribu kaki, pesawat yang berangkat dari Surabaya menuju Singapura itu berada di ketinggian 20 ribu kaki.

Dikatakan Djoko, pada pukul 06.15 pesawat berkode lambung PK-AXC itu hilang dari pantauan radar. ATC dikatakan sudah berkali-kali mencoba kembali berkomunikasi namun tidak juga mendapat jawaban. Pesawat kemudian dinyatakan hilang secara resmi pada pukul 07.55.

"ATC (di Jakarta) sudah koordinasi dengan ATC unit terkait, yakni ATC Ujung Pandang dan ATC Singapura," lanjut Djoko.

Australia Menawaran Bantuan Pencarian Pesawat AirAsia QZ-8501

JAKARTA – Kementerian Luar Negeri berkoordinasi dengan pihak kementerian luar negeri negara yang warga negaranya berada di pesawat AirAsia QZ-8501.

Hal ini dilakukan Kementerian Luar Negeri karena berdasarkan daftar manifes penumpang, 6 dari 155 penumpang adalah warga negara asing. Keenam warga negara asing tersebut adalah 1 dari Singapura, 1 Malaysia, 1 Inggris, dan 3 dari Korea Selatan ditambah co-pilot dari Perancis.

Dalam siaran pers yang dikirim oleh Direktur Infomed Kementerian Luar Negeri menyatakan, koordinasi dengan Kementrian Luar Negeri negara lain adalah hasil koordinasi Menteri Luar Negeri dengan Menteri Perhubungan.

"Menindaklanjuti informasi hilang kontak Pesawat Air Asia QZ-8501, Menlu RI telah melakukan koordinasi langsung dengan Menteri Perhubungan RI pagi ini. Menlu RI juga terus jalin komunikasi dengan beberapa Menlu yang warga negaranya berada di penerbangan yang hilang kontak tersebut," tulis pernyataan tersebut.

Melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Singapura dan Australia menawarkan bantuan kepada Indonesia dalam pencarian pesawat AirAsia QZ-8501. Salah satu dari 6 warga negara asing yang ada di daftar manifes penumpang adalah warga negara Singapura. Berdasarkan informasi yang ada, tidak ditemukan adanya penumpang dari Australia.

Sejauh ini tim bantuan luar negeri yang ikut mencari bersama tim pencarian pesawat adalah tim SAR Singapura.

BMKG: AirAsia QZ8501 Berhadapan dengan Awan Kumulonimbus hingga 48.000 Kaki

Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8501 dari Surabaya tujuan Singapura yang hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) tak lama setelah lepas landas dari bandara Juanda.

Flightradar24 merilis data sementara perkiraan lokasi pesawat berdasarkan waktu pesawat hilang kontak yang dirilis oleh Angkatan Laut Indonesia. Perkiraan posisi pesawat hilang bisa dilihat pada gambar di atas, yakni di Laut Jawa, antara Belitung dan Kalimantan.

Menurut Flightradar24, pesawat hilang kontak saat terbang pada ketinggian 32.000 kaki dan terbang dengan kecepatan 469 knots. Di situsnya, Flighradar24 menyatakan, status pesawat "landed". Status itu biasa diterima ketika pesawat hilang kontak.

Pelaksana tugas Dirjen Perhubungan Udara Joko Murdjatmojo mengatakan pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu sempat melakukan kontak terakhir dengan ATC di Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.12 WIB.

Saat itu pesawat melaporkan akan menghindari awan dengan berbelok ke arah kiri. Pesawat yang terbang dengan ketinggian 32.000 kaki dan minta izin untuk menaikkan ketinggian pesawat menjadi 38.000 kaki.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya, saat menyatakan bahwa usaha pesawat untuk terbang dengan ketinggian lebih tinggi masuk akal melihat kondisi cuaca di lokasi.

"Berdasarkan data kami, di lokasi hilangnya pesawat memang tampak awan yang sangat tebal. Itu awan kumulonimbus. Ketebalannya bisa sampai 5 - 10 kilometer," ungkap Andi saat dihubungi Kompas.com, hari ini.

Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Jakarta, Syamsul Huda, mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Jakarta, pesawat memang terbang dalam kondisi cuaca berawan.

"Kemudian pesawat menghadapi awan yang sangat tebal di lokasi (antara Belitung dan Kalimantan). Berdasarkan data, ketinggian puncak awan kumulonimbus yang dihadapi pesawat 48.000 kaki," kata Syamsul. Ketinggian minimum biasanya tidak dinyatakan.

Menilik ketinggiannya saja, pesawat mungkin masih akan berhadapan dengan awan bila naik ke ketinggian 38.000 kaki. Namun, apakah pesawat bisa menghindar dari awan atau tidak, hal itu sangat tergantung pada besarnya awan itu sendiri.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, mengungkapkan bahwa masalah cuaca seperti awan adalah hal biasa yang dihadapi dalam penerbangan modern saat ini.

"Sebelum terbang juga kita sudah mengisi flight plan dan melihat cuaca sepanjang jalur penerbangan. Pesawat A320 yang dipakai Air Asia sendiri adalah pesawat canggih yang sudah dilengkapi dengan radar cuaca yang baik," ungkapnya.

Dengan teknologi dan perencanaan penerbangan yang baik, Chappy mengungkapkan, "Kasus pesawat hilang atau jatuh akibat faktor cuaca itu sudah jarang terjadi dalam penerbangan modern."

Pesawat yang hilang kontak dapat terjadi karena berbagai sebab, mulai kesengajaan hingga masalah teknis. Tapi Chappy mengatakan, saat ini masih terlalu dini untuk memprediksi apa yang terjadi pada Air Asia QZ 8501. Masih diperlukan lebih banyak data.

QZ 8501 membawa 155 penumpang, di mana 149 diantaranya adalah warga negara Indonesia. Pesawat itu seharusnya tiba di Changi Airport pada pukul 8.30 WIB. Hingga kini, posisinya secara pasti belum diketahui.

Pesawat yang hilang adalah jenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC. Dalam keterangan di akun Facebook-nya, Air Asia telah mengonfirmasi hilangnya pesawat tersebut dan akan segera menginformasikan kepada publik bila telah ada kabar.

Ini Kronologi Hilangnya Pesawat AirAsia QZ8501

TANGERANG - Kementerian Perhubungan merilis kronologi hilangnya pesawat AirAsia AWQ8501 dalam jumpa pers di kantor Otoritas Bandara Wilayah II, Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (28/12/2014). Pesawat dengan muatan 155 penumpang itu diperkirakan jatuh di perairan Tanjung Pandang dan Pontianak.

Berikut kronologi hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 seperti yang diungkapkan Direktur Perhubungan Udara Direktur Perhubungan Udara Djoko Murjatmodjo:
  • Pukul 05.36, pesawat berangkat dari Surabaya menuju Singapura dengan ketinggian 32.000 kaki. Pesawat dilaporkan mengikuti jalur yang biasa ditempuh antara Surabaya dan Singapura yaitu M635.
  • Pesawat kontak terakhir dengan Air Traffic Control Jakarta pukul 06.12. Dalam kontak itu, pilot meminta menghindar ke arah kiri dan meminta izin untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki. Permintaan pilot disetujui oleh pihak ATC.
  • Pukul 06.16, pesawat masih ada di layar radar
  • Pukul 06.17, pesawat hanya tinggal sinyal di dalam radar ATC
  • Pukul 06.18 pesawat hilang dari radar. Yang ada, di radar tinggal data rencana terbang. Seharusnya, di dalam radar ada data lain yakni realisasi terbang namun data itu hilang.
  • Pukul 07.08, pesawat dinyatakan INCERFA, yakni tahap awal hilangnya kontak. Pihak dirjen perhubungan melakukan kontak ke Basarnas.
  • Pukul 07.28, pesawat dinyatakan ALERFA, tahap berikut dalam menyatakan pesawat hilang kontak
  • Pukul 07.55, pesawat dinyatakan DETRESFA atau resmi dinyatakan hilang.
"Lokasi hilang kontak yakni antara Tanjung Panda dan Pontianak agak ke selatan. Basarnas masih mencari posisinya itu karena ELT yang biasa pesawat itu jatuh, akan ada transmisi, ini belum ada," kata Djoko.

Adapun, Pesawat AirAsia ini mengangkut 155 orang penumpang yang terdiri dari dewasa 138 orang, anak-anak 16 orang, dan bayi/balita 1 orang. Pesawat juga diawaki 2 orang pilot dan 4 orang cabin crew.

Pilot in command yakni Kapten Irianto dan flight officer Remi Emmanuel Plesel.

Ada Pesawat yang Jatuh di Perairan Belitung Timur

BELITUNG - Sebuah pesawat dikabarkan jatuh di perairan laut Belitung Timur, Bangka Belitung, Minggu (28/12). Namun belum dipastikan titik lokasi jatuhnya pesawat tersebut.

"Tadi Pak Danlanud telepon Bapak (Basuri), ngasi informasi ada pesawat air bus jatuh di sekitar perairan Beltim," ungkap Yuhinu, ajudan Bupati Beltim Basuri T Purnama, saat menghubungi bangkapos.com, Minggu (28/12).

Terpisah, Kasat Polair Beltim AKP Yanto mengatakan, informasi yang diperoleh dari direktorat polair Babel, perkiraan lokasi perairan Babel. Namun masih dipastikan lokasi pesawat jatuh.

"Kita masih koordinasi dengan direktorat dan mengumpulkan informasi dari nelayan maupun kapal yang melintas perairan Beltim," ungkap AKP Yanto saat dihubungi bangkapos.com.

Sebelumnya, pesawat AirAsia QZ 8501 dilaporkan hilang dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura pagi ini, Minggu (28/12/2014).

Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Murjatmojo memastikan bahwa pesawat tersebut hilang dalam pantauan radar. "Saat ini saya sedang di pos pemantauan untuk menunggu berbagai laporan yang masuk," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com.

Dia mengatakan, nanti pihak Kementerian Perhubungan akan memberikan keterangan resmi perihal hilangnya pesawat AirAsia tersebut. (Baca: Pesawat AirAsia dari Surabaya ke Singapura Dilaporkan Hilang)

Sementara itu mengutip data penerbangan dari Flightradar, pesawat AirAsia yang hilang adalah Airbus A320 dengan nomor registrasi PK-AXC. Pesawat tersebut berangkat dari Surabaya pukul 05.20 pagi dan sampai di Singapura seharusnya pukul 08.30 waktu setempat atau pukul 07.30.


Airbus Rilis Riwayat Pesawat AirAsia QZ8501

Airbus, produsen pesawat Perancis yang memproduksi pesawat jenis A320 yang digunakan oleh maskapai Indonesia AirAsia, mengeluarkan pernyataan resmi terkait hilangnya QZ8501.

Airbus mengonfirmasi bahwa A320-200 yang dioperasikan oleh Indonesia AirAsia telah hilang kontak dengan ATC pada Minggu (28/12/2014) pagi ini, dalam sebuah pernyataan yang dikutip KompasTekno dari situs resmi Airbus.

Selain itu, Airbus juga merilis riwayat pesawat dengan registrasi PK-AXC tersebut. Menurut Airbus, pesawat itu telah mengantongi 23.000 jam terbang dan telah dipakai sebanyak 13.600 penerbangan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Airbus juga mengonfirmasi bahwa pesawat tersebut memiliki MSN (Manufacturer Serial Number) 3648 yang dikirimkan ke pihak AirAsia Indonesia pada Oktober 2008.

Pesawat tersebut pertama kali melakukan uji terbang pada 25 September 2008, dan telah beroperasi di maskapai Indonesia AirAsia selama 6,3 tahun.

Airbus A320-200 banyak dioperasikan oleh maskapai berbiaya rendah (LCC/Low Cost Carrier) di seluruh dunia karena performanya dianggap sesuai dengan model bisnis LCC.

Pesawat ini ditenagai dengan dua buah mesin CFM 56-5B dengan konfigurasi 180 tempat duduk yang semuanya adalah kelas ekonomi.

A320 pertama kali diperkenalkan oleh Airbus pada Maret 1988 lalu, dan hingga November 2014, Airbus mengklaim sudah ada 6.000 pesawat A320 yang dioperasikan oleh lebih dari 300 maskapai di seluruh dunia.

Masih menurut Airbus, sesuai dengan konvensi internasional ICAO (International Civil Aviation Organization) Annex 13, Airbus akan memberikan bantuan penuh dalam investigasi hilangnya QZ8501. Dalam hal ini, Airbus akan bekerjasama dengan BEA (Bureau d'Enquêtes et d'Analyses), atau KNKT-nya Perancis.




Dre@ming Post______
sumber : kompas
Share this article :

Visitors Today

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dreaming Post - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Sorga 'n Neraka