Fadli Sadama Pemimpin Organisasi Teror Indonesia, Teroris Sering Jabat Tangan dengan Kapolres - Dreaming Post
Online Media Realiable // Layak dibaca dan perlu!!
Home » , » Fadli Sadama Pemimpin Organisasi Teror Indonesia, Teroris Sering Jabat Tangan dengan Kapolres

Fadli Sadama Pemimpin Organisasi Teror Indonesia, Teroris Sering Jabat Tangan dengan Kapolres

Written By Dre@ming Post on Rabu, 18 Desember 2013 | 09.30

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menunjukan foto narapidana teroris Fadli Sadama di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2013). 
Terduga Teroris Sering Salat Berjamaah dan Jabat Tangan dengan Kapolres
LAMONGAN-Terduga teroris, Iwan asal Bekasi Jabar yang ditangkap Densus 88, Minggu (15/8/2013) di rumah mertuanya di Lamongan kini menjadi buah bibir warga lingkungan Jetis, Kelurahan Jetis.
Tak hanya tetangga Mar'atussolichah, istri Iwan, yang akhirnya berdecak keheranan. Kapolres Lamongan AKBP Solehan juga mengungkapkan hal senada.
Pasalnya terduga adalah termasuk orang yang aktif salat berjamaah di Masjid Al-Busroh di lingkungan Polres Lamongan. Utamanya saat jamaah salat Subuh, Ashar dan Jumat. Selama aktif salat berjamaah, ternyata terduga teroris ini sering salat bersebelahan dan  berjabat tangan dengan orang nomor satu di polres, AKBP Solehan yang setiap hari juga rutin jamaah salat di Masjid Al-Busroh.
Maklum saja, rumah milik mertua terduga yang dijadikan kediaman Iwan sejak enam bulan terakhir ini tidak jauh dari polres. Persisnya di pojok barat belakang polres. Bahkan dinding tembok rumahnya bersebelahan dengan tembok asrama polisi di belakang Mapolres.
”Lha orangnya itu ternyata sering jabat tangan usai salat berjamaah dengan saya di Masjid Al-Busro. Terutama waktu subuh dan ashar,”kata Solehan mengisahkan.
Tapi sejauh itu Solehan  tidak melihat gelagat jelek apapun dari terduga. Selain tidak mengenal siapa dia.  Termasuk  adanya sejumlah 'orang asing' yang jamaah salat di Masjid Al-Busroh sejak beberapa hari sampai  Iwan tertangkap.
Solehan baru menyadari kalau orang - orang yang salat berjamaah itu adalah anggota Densus 88 yang sedang mengintai terduga.
”Ternyata banyak orang- orang baru di anggota Densus 88,”katanya.
Apa yang diungkapkan Kapolres Solehan itu dibenarkan takmir masjid. Kepada Solehan ia menyatakan jika orang yang ditangkap Densus itu aktif jamaah di Masjid Al-Busroh dan sering berjabat tangan dengan kapolres, karena  jarak rumah kediaman terduga hanya sekitar 250 meter dengan masjid.
Solehan menambahkan, kerena sering mendengar bacaan Asmaul Khusna yang diputar di Masjid Al-Busroh setiap menjelang waktu salat berdampak kesejukan yang dirasakan si Iwan. "Dia merasa tenang dan sejuk mungkin saking  seringnya dengar bacaan Asmaul Khusna di polres,”kata Solehan sembari mengembangkan senyumnya.
Temuan 67 Item
Sementara itu data yang diperoleh Surya, Selasa (17/12) terkait barang - barang yang diamankan dari dalam rumah saat digeledah, polisi berhasil mengamankan sebanyak 57 buku terbitan dari berbagai penerbit tentang jihad, 7 buah buku tulisan tangan dan 3 VCD Islam.

”VCD-nya belum dibuka. Tapi kalau bukunya sudah kita buka. Isinya seputar jihad. Termasuk tulisan tangan yang dibukukan,”kata sumber kepada Surya.
Dari isi buka yang ada, jaringan Iwan ini berafiliasi Al-Qaida yang menjadi panutan dan perjuangannya.
Sedangkan dalam puluhan buku tidak ada pelajaran strategi yang mengarah kepada makar.” Isinya itu hanya pelajaran jihad,”katanya.
Selain 67 item temuan itu, tidak ada temuan lagi terkait barang - barang, termasuk senjata.

Fadli Sadama Pemimpin Kumpulan Organisasi Teror Indonesia

JAKARTA - Pengamat Terorisme Dino Cresbon mengungkapkan bahwa Fadli Sadama merupakan pimpinan dari berbagai kelompok teroris yang ada di Indonesia.
Dikatakannya, teroris di Indonesia tergabung dalam tiga kelompok besar yang Kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang dipimpin Santoso, Kelompok Mujahidin Indonesia Tengah, dan Kelompok Mujahidin Indonesia Barat yang dipimpin Abu Roban.
"Abu Roban memimpin kelompoknya dalam pencarian dana untuk kepentingan kelompok teror. Kelompok ini melakukan aktivitas fai di sepanjang wilayah Sumatera sampai Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, sampi Sulawesi Selatan," kata Dino melalui sambungan teleponnya kepada Tribunnews.com, Selasa (17/12/2013).
Dikatakannya hasil rampokan yang didapatkan kelompok tersebut dikatannya untuk mendukung pembiayaan teror kelompok Mujahidin Indonesia Timur dan Mujahidin Indonesia Tengah.
Dari tiga kelompok teroris besar tersebut, ternyata Fadli Sadama merupakan tokoh sentral dalam kumpulan kelompok teroris Indonesia.
"Memang Fadli Sadama sejak tiga tahun lalu didaulat sebagai pemimpin kumpulan organisasi mujahidin Indonesia," katanya.
Meskipun berada di dalam tahanan Lapas Tanjung Gusta, Fadli Sadama tetap saja dihormati kelompok-kelompok teror yang ada di Indonesia karena dalam organisasi mereka menggunakan sistem baiat. Selama belum dilepas baiatnya semua tetap tunduk.
Terkait sejumlah penangkapan teroris menjalang Natal dan Tahun Baru kepolisian memang menangkap indikasi serius terhadap ancaman teror. Hal tersebut dengan terungkapnya kasus peredaran senjata api rakitan dari air soft gun dalam pengembangan kasus penembakan polisi.
Selain itu, penemuan sejumlah bahan peledak sepanjang tahun 2013 menjadi sinyalemen adanya gangguan terir pada saat natal dan tahun baru yang ditangkap kepolisian, termasuk teror yang dilakukan terhadp Vihara Ekayana, di Jakarta Barat belum lama ini.
Pada dasarnya orang-orang yang ditangkap polisi merupakan orang baru dalam dunia teroris Indonesia, hal tersebut terlihat dengan tidak adanya nama-nama orang rtersebut dalam data base Densus 88 Antiteror Polri. Meskipun mereka sebetulnya dimentori orang-orang yang menjadi residivis.
"Jadi tidak bisa juga mereka disebut sebagai kelompok teroris lama," katanya.


sumber : tribun
Share this article :

Visitors Today

212,752
 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dreaming Post - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Sorga 'n Neraka