Kondisi lokasi pengadilan di Mogadishu, Somalia, pasca-serangan bom bunuh diri Minggu (14/4/2013). |
MOGADISHU - Setidaknya 19 orang tewas dalam serangan bom dan senjata di ibu kota Somalia, Mogadishu, Minggu (14/4/2013). Enam
belas orang, termasuk sembilan penyerang, diyakini tewas setelah
orang-orang bersenjata menyerbu gedung pengadilan utama kota.
Setelah
itu, sebuah bom mobil meledak di jalan menuju bandara, menewaskan tiga
orang termasuk pekerja sosial dari Turki dan seorang penyerang. Kelompok Islam militan al-Shabab menyatakan diri sebagai pelaku serangan tersebut.
Al-Shabab,
yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda, telah disalahkan atas
serangkaian serangan di Mogadishu dalam dua tahun terakhir. Namun
para wartawan mengatakan, kekerasan hari Minggu adalah kekerasan
terburuk yang terlihat di kota itu sejak al-Shabab didorong keluar dari
kota oleh pasukan Uni Afrika dan Somalia pada Agustus 2011. Kelompok Islamis masih menguasai sebagian besar wilayah pedesaan Somalia.
Wartawan BBC,
Mohamed Ibrahim, di tempat kejadian mengatakan, penyusup bersenjata
memasuki pengadilan di ibu kota dan mulai menembak, setelah didahului
ledakan. Baku tembak pun langsung terjadi antara aparat keamanan dan kelompok penyerang. Saksi mata mengatakan, setidaknya satu bom mobil digunakan dalam serangan itu.
"Orang-orang
bersenjata memasuki pengadilan dan kemudian kami mendengar ledakan.
Lalu mereka mulai menembaki," ujar Hussein Ali, pekerja di pengadilan,
pada kantor berita Reuters. Tentara
Uganda ,bagian dari pasukan Uni Afrika yang ditempatkan di Mogadishu,
tiba di tempat kejadian tak lama setelah penembakan dimulai.
Pemerintah Somalia mengatakan, sembilan pria bersenjata terlibat dalam aksi penyerangan itu, dan kesemuanya tewas. Enam dari penyerang tewas dengan meledakkan bom yang dipasang pada rompi mereka.
Pekerja sosial dibunuhPara
saksi lain di lokasi kejadian menambahkan, para penyerang mengenakan
seragam militer Somalia. Warga dan pekerja yang ada di gedung pengadilan
itu berusaha menghindari aksi kekerasan tersebut dengan mendobrak
jendela di lantai atas dan menuruni gedung dari sana. Beberapa di
antaranya adalah pejabat senior pengadilan.
Wartawan
BBC mengatakan, pengadilan ini terletak di salah satu bagian tersibuk
kota, dan dipenuhi orang-orang ketika serangan terjadi. Minggu adalah
hari kerja normal di Somalia.
Bom
mobil kedua meledak hari itu, di luar gedung pasukan pengamanan
permukiman dan di jalan menuju bandara. Kejadian ini bersamaan dengan
sebuah konvoi kendaraan yang mengangkut pekerja sosial dari Turki
melintas. Dua pekerja sosial tewas.
Presiden
Somalia Sheikh Hassan Mohamud mengutuk serangan terbaru ini dan
menyebutnya sebagai "hanyalah tanda putus asa teroris". "Somalia
bergerak dan akan terus bergerak maju dan tidak akan dicegah [untuk
mencapai] sebuah Somalia damai dan stabil oleh (serangan) teroris putus
asa," katanya dalam sebuah pernyataan.
sumber : kompas