 |
| Tingkatan selanjutnya ada yang menjadi Bangkal (babi besar), ular, mobil, kapal, gegendu (binatang berkaki tiga), bade dan jaka tunggul, siluman garuda mas, ayam putih, bebek putih, angsa putih, sampian emas, celuluk (Rangda), meru tumpang. Gbr Ist |
Ingin Praktik dan Tahu Ilmu Pangeleakan, Daftar Kursus di PHDI Bangli!
BANGLI - Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Bangli, Bali menggelar seminar pangeleakan, Selasa (21/2/2017).
Ini untuk menghapus stigma negatif yang berkembang di masyarakat ihwal ilmu leak. Bagi siapa saja yang ingin ingin belajar ilmu tersebut, dipersilakan nanti langsung datang ke kantor PHDI Bangli.
"Bagi yang berkeinginan melanjutkan praktik, dan ingin mengetahui langsung seperti apa ilmu itu (leak, Red), bisa langsung datang ke parisada (PHDI Bangli, Red) untuk kursus," ujar Ketua PHDI Bangli, I Nyoman Sukra.
PHDI Bangli akan menerima siapa saja yang ingin belajar.
Pakar atau praktisi ilmu pangeleakan akan memberikan penjelasan lebih detail dan komprehensif apa itu leak.
Seminar kemarin dihadiri ratusan peserta.
Jero Mangku Made Subagia, Gede Karang Wiadmaja, dan Ida Bagus Gede Suartama adalah nama-nama yang mengisi seminar.
Mereka adalah tokoh-tokoh yang tak asing lagi dalam kancah dunia pengelekan.
Ilmu pangleakan merupakan pengamalan energi dalam tubuh dengan cara mengaktifkan aksara suci dan mengelolanya menjadi kekuatan pemelihara.
Sukra menjelaskan, ada dua jenis leak.
Pertama adalah leak pemoroan (pangiwa, aji ugig atau wegig), kedua adalah leak sari (penengen).
Leak Pemoroan merupakan leak yang memanfaatkan kekuatan dari aksara suci untuk menghancurkan. Sementara leak sari memanfaatan aksara suci dari kitab Weda untuk merehabilitasi.
"Pemanfaatan untuk merehabilitasi inilah yang ingin kami katakan kepada masyarakat, bahwa ilmu pangleakan juga bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari leak pemoroan," tuturnya.
Sementara itu, Jero Mangku Subagia menjelaskan, ada dua cara untuk menguasai ilmu pangelekan.
Pertama dengan cara mendatangi guru yang mahir di bidangnya.
Kemudian bisa dengan panganugrahan.
"Cara seperti ini biasa disebut dengan pemberian dari kakek-nenek, atau orang tua, bahkan bisa diturunkan tanpa disadari," ujarnya.
Pinisepuh perguruan Siwa Murti tersebut mengatakan, amalan aksara suci bisa menciptakan sidhi.
Karena sidhi tersebut, orang bisa menjadi balian penolong bahkan sebaliknya menajdi leak pemoroan.
"Pada hakikatnya kedua jenis ilmu itu bermain di domain yang sama yaitu olah kesaktian. Tidak ada jaminan mutlak leak sari dapat mengalahkan leak pemoroan. Karena dua jenis leak itu bisa saling mengalahkan," ungkap dia.
Selain leak, seminar juga membahas ihwal racun Bali yang dinamakan cetik, pepasangan, aji wegig, pangasih-asih, pangasren, pangeger, hingga sesawangan.
Bojog Hingga Meru Tumpang, Leak Pemoroan Dirajah Aksara Ongkara Sungsang di Bagian Bokong
BANGLI – Ketua PHDI Bangli, I Nyoman Sukra menjelaskan, ada dua jenis leak.
Pertama adalah leak pemoroan (pangiwa, aji ugig atau wegig), kedua adalah leak sari (penengen).
Leak Pemoroan merupakan leak yang memanfaatkan kekuatan dari aksara suci untuk menghancurkan.
Sementara leak sari memanfaatan aksara suci dari kitab Weda untuk merehabilitasi.
"Pemanfaatan untuk merehabilitasi inilah yang ingin kami katakan kepada masyarakat, bahwa ilmu pangleakan juga bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari leak pemoroan," tuturnya, dalam acara seminar pangeleakan di Bangli, Selasa (21/2/2017).
Sementara itu, seorang narasumber seminar pangeleakan di Bangli, Jero Mangku Subagia menjelaskan, ada dua cara untuk menguasai ilmu pangelekan.
Pertama dengan cara mendatangi guru yang mahir di bidangnya.
Kemudian bisa dengan panganugrahan.
"Cara seperti ini biasa disebut dengan pemberian dari kakek-nenek, atau orang tua, bahkan bisa diturunkan tanpa disadari," ujarnya.
Pinisepuh perguruan Siwa Murti tersebut mengatakan, amalan aksara suci bisa menciptakan sidhi.
Karena sidhi tersebut, orang bisa menjadi balian penolong bahkan sebaliknya menjadi leak pemoroan.
"Pada hakikatnya kedua jenis ilmu itu bermain di domain yang sama yaitu olah kesaktian. Tidak ada jaminan mutlak leak sari dapat mengalahkan leak pemoroan. Karena dua jenis leak itu bisa saling mengalahkan," ungkap dia.
Selain leak, seminar juga membahas ihwal racun Bali yang dinamakan cetik, pepasangan, aji wegig, pangasih-asih, pangasren, pangeger, hingga sesawangan.
Dalam ilmu pangeleakan, juga ada tingkatannya.
Tingkatan tersebut berupa wujud-wujud tertentu.
Monyet adalalah tingkat pertama.
Ini merupakan tingkatan paling nista.
Pada level ini, leak pemoroan akan dirajah di bagian bokong dengan akasara ongkara sungsang.
"Nabe menurunkan ilmu lewat media mirah selem dan pisang emas yang sudah diberi kekuatan sidhi lewat mantra dan rajah, selanjutnya sarana itu harus ditelan oleh siswa," ungkap Jero Mangku Subagia, Selasa (21/2/2017).
Tingkatan kedua, leak pemoroan dapat berubah menyerupai kambing.
Rerajahannya ongkara sungsang di bagian dahi.
Tingkatan selanjutnya ada yang menjadi Bangkal (babi besar), ular, mobil, kapal, gegendu (binatang berkaki tiga), bade dan jaka tunggul, siluman garuda mas, ayam putih, bebek putih, angsa putih, sampian emas, celuluk (Rangda), meru tumpang.
"Untuk masing-masing ilmu tingkatan ilmu leak pemoroan terdapat banyak variasi, dimana dalam lontar yang berbeda ditemukam rujukan mantra berbeda pula untuk ilmu yang sama," ujar dia.
sumber : tribun
