Korea Selatan Buka Suara, Korut Nggak Percaya Dengan Malaysia - Dreaming Post
Online Media Realiable // Layak dibaca dan perlu!!
Home » , , , , » Korea Selatan Buka Suara, Korut Nggak Percaya Dengan Malaysia

Korea Selatan Buka Suara, Korut Nggak Percaya Dengan Malaysia

Written By Dre@ming Post on Rabu, 22 Februari 2017 | 08.26

(Bawah). Foto 4 tersangka dari 11 tersangka pembunuhan Kim Jong Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un yang dirilis secara resmi oleh pihak Kepolisian Diraja Malaysia, Minggu (19/2/2017). Tersangka yang berkewarganegaraan Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Korea Utara itu kini telah ditangkap. Sementara, 7 orang lain masih buron. WNI yang jadi tersangka dan telah ditangkap karena diduga terlibat dalam kasus tersebut adalah seorang perempuan bernama Siti Aisyah.
Malaysia Perpanjang Masa Penahanan Siti Aisyah

KUALA LUMPUR - Masa penahanan dua perempuan yang diduga terlibat kasus kematian kakak tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan diperpanjang.

Hal itu disampaikan secara resmi oleh Otoritas Malaysia.

Seorang WNI bernama Siti Aisyah dan seorang perempuan berpaspor Vietnam atas nama Doan Thi Huong menjadi dua perempuan yang ditahan atas kematian Kim Jong Nam, kakak tiri Kim Jong Un.

Kepala Kepolisian Malaysia wilayah Selangor Abdul Samah Mat menyebut masa penahanan dua perempuan itu akan berakhir Rabu (22/2/2017) mendatang.

Namun, Abdul Samah Mat, Selasa (21/2/2017), mengatakan masa penahanan keduanya diekspektasikan akan diperpanjang.

"Kemungkinan masa penahanan mereka akan diperpanjang," demikian konfirmasi Abdul Samah Mat.

Siti Aisyah dan Doan Thi Huong diduga menjadi pelaku pembunuhan Kim Jong Nam.

Dalam proses reka ulang kejadian, 17 Februari lalu, Siti Aisyah dan Doan Thi Huong mengaku sempat mengoleskan sejenis cairan ke wajah Kim Jong Nam yang mereka sama sekali tidak kenal.

Otoritas Malaysia juga menangkap seorang pria Korea Utara bernama Ri Jong Chol yang menjadi orang keempat yang ditangkap lantaran diduga terlibat dalam kematian Kim Jong Nam.

Malaysia menjalin kerja sama dengan Interpol untuk mencari empat pria Korea Utara lainnya yang diketahui berada di sekitar lokasi kejadian saat pembunuhan terjadi.

Keempat pria tersebut adalah Rhi Ji Hyon (33), Hong Song Hac (34), O Jong Gil (55), dan Ri Jae Nam (57).

Setelah insiden pembunuhan terjadi, empat pria tersebut dikatakan sempat kabur ke Jakarta, sebelum terbang ke Dubai, Vladivostok, dan mengakhiri perjalanan di Pyongyang, Korea Utara.

Perdana Menteri Malaysia: Kami Tak Punya Motif Jatuhkan Korea Utara!

KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia sebut kejam pernyataan Korea Utara soal tak lagi percaya terhadap Malaysia.

Selasa (21/2/2017), Perdana Menteri Malaysia Najib Razak kembali mengomentari pernyataan Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia Kang Chol.

Kali ini, ia mengomentari pernyataan Kang Chol soal Korea Utara hilang kepercayaan terhadap Malaysia atas penyelidikan kasus kematian kakak tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Kang Chol, Senin (20/2/2017), mengungkapkan kekecewaan Korea Utara atas penanganan kasus kematian Kim Jong Nam, kakak tiri Kim Jong Un.

"Sudah tujuh hari sejak kejadian, tapi masih belum ada juga bukti jelas soal penyebab kematian," kata Kang Chol.

"Untuk saat ini, Korea Utara sudah tak dapat mempercayai lagi proses investigasi dari Kepolisian Malaysia, meski masih belum ada hasilnya," sambungnya.

Pernyataan Kang Chol itu disebut Najib Razak sangat tak beralasan dan kejam.

"Pernyataan dari duta besar tersebut sangat tak beralasan dan secara diplomatis sungguh kejam," demikian komentar Najib Razak.

Sebelumnya, Najib Razak telah menolak permintaan Korea Utara untuk melakukan penyelidikan bersama atas kasus kematian Kim Jong Nam.

Kang Chol menuntut agar Korea Utara dilibatkan dalam penyelidikan kasus itu, lantaran mengaku telah hilang kepercayaan terhadap Malaysia.

Namun, Najib Razak meyakinkan bahwa Malaysia secara objektif dapat melakukan penyelidikan tersebut.

"Kami tidak punya motif untuk berupaya menjatuhkan Korea Utara," katanya, menekankan bahwa Malaysia tetap menangani kasus itu sesuai hukum yang berlaku di negara itu.

Korea Selatan Buka Suara: Pembunuhan Kim Jong Nam Didalangi Rezi Korea Utara!

SEOUL – Pembunuhan terhadap Kim Jong Nam ditujukan untuk menghilangkan ancaman dan upaya penggulingan rezim berkuasa Korea Utara, Kim Jong Un.

Hal itu diungkapkan otoritas Korea Selatan.

Demikian pendapat Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min-koo dikutip media Jepang NHK, Selasa (21/2/2017).

Han Min-koo memberikan penjelasan tersebut kepada para anggota parlemen dalam sebuah sidang komisi pertahanan terkait analisis pemerintah terhadap insiden pembunuhan di bandara tersebut.

Menurut anggota parlemen yang menghadiri sidang, Han mengatakan bahwa pembunuhan itu digambarkan sebagai peringatan keras bagi para pembelot Korea Utara dan orang-orang yang tidak puas dengan rezim yang berkuasa.

Senada dengan itu, Menteri Persatuan Korea Selatan meyakini rezim Korea Utara menjadi dalang di balik kematian kakak tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Kim Jong Nam, sang kakak, tewas dibunuh menggunakan racun di Terminal 2 Kuala Lumpur International Airport (KLIA), Malaysia, 13 Februari lalu.

Senin (20/2/2017), Menteri Persatuan Korea Selatan Hong Yong Pyo memberi pernyataan terkait kasus yang kini diselidiki otoritas Malaysia itu.

Menurut Hong Yong Pyo, sejauh ini semakin jelas bahwa Pemerintah Korea Utara terlibat dalam kematian Kim Jong Nam.

"Meski kita masih menantikan hasil penyelidikan, tampak kemungkinan besar rezim Korea Utara menjadi dalang di balik pembunuhan itu," kata Hong Yong Pyo, di Seoul, Korea Selatan.

Hong Yong Pyo juga mengatakan pandangan Korea Selatan terhadap kasus tersebut berdasar dari rekam jejak kelakuan Korea Utara yang dianggapnya "abnormal dan tidak manusiawi."

Kelakuan demikian yang dimaksud adalah eksekusi paman Kim Jong Un dan Kim Jong Nam, Jang Song Thaek, yang dilakukan 2013 lalu.

"Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama ini fokus memperkuat pemerintahan penuh terornya untuk menghimpun kekuatannya," lanjut Hong Yong Pyo.

Pelaksana tugas Presiden Korea Selatan Hwang Kyo Ahn juga berpendapat serupa soal keterlibatan rezim Korea Utara dalam kasus tersebut.

Dalam pernyataannya, Hwang Kyo Ahn mengatakan Pemerintah Korea Utara seharusnya bertanggungjawab atas kasus itu.

"Itu membuktikan bahwa rezim Korea Utara memang nekat sekaligus kejam, karena akan melakukan apapun demi mengatur kekuasaannya," tambahnya.

"Korea Selatan perlu bekerjasama dengan komunitas internasional untuk memastikan Korea Utara bertanggungjawab atas aksi teror tersebut," tutur Hwang Kyo Ahn lagi.

Sebelumnya, Korea Selatan membantah tuduhan soal adanya persekongkolan dengan Malaysia dalam penyelidikan kasus kematian Kim Jong Nam.

Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia Kang Chol menuduh Malaysia sedang bersekongkol dengan pihak oposisi "yang ingin menjatuhkan Korea Utara", lantaran tak kunjung menyerahkan jenazah Kim Jong Nam pada Korea Utara.

Sejumlah media menyebut pihak oposisi yang dimaksud adalah Korea Selatan.

"Komentar Duta Besar Korea Utara soal Korea Selatan itu adalah sebuah klaim yang tidak masuk akal," demikian isi pernyataan Kementerian Persatuan Korea Selatan, Selasa (21/2/2017).













sumber : tribun
Share this article :

Visitors Today

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dreaming Post - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Sorga 'n Neraka