Biadab!! Pembunuhan Sadis di Pulogadung, Satu Keluarga Tewas - Dreaming Post
Online Media Realiable // Layak dibaca dan perlu!!
Home » , , » Biadab!! Pembunuhan Sadis di Pulogadung, Satu Keluarga Tewas

Biadab!! Pembunuhan Sadis di Pulogadung, Satu Keluarga Tewas

Written By Dre@ming Post on Kamis, 29 Desember 2016 | 08.30

Sosok-sosok korban pembunuhan sadis Pulomas semasa hidup dan setelah meninggal, sisakan dukacita mendalam bagi rekan, saudara dan kerabat. Ucapan belasungkawa netizen banjiri akun Instagram seorang korban, Selasa (27/12/2016).
Ini Fakta-fakta Mengejutkan Dodi Triono Korban Pembunuhan Sadis, Pernah Undang Jokowi

Menelusuri jejak Dodi Triono (59) didapati beberapa fakta yang mengejutkan, Selasa (27/12/2016).

Pembunuhan yang diduga dilakukan kawanan perampok di Jalan Pulomas Utara nomor 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (28/12/2016) dini hari dinilai tindakan keji.

Banyak yang tak habis pikir dengan kekejaman yang dilakukan oleh pelaku.

Komplotan sengaja menumpuk 11 orang di dalam sebuah kamar mandi berukuran 2 x 1 meter.

Enam orang tewas sementara lima orang selamat.

Dari enam orang tersebut satu di antaranya Dodi Triono kepla keluarga.

Setelah ditelusuri Dodi bukan hanya seorang yang berlimpahan harta namun ia juga kenal dekat dengan petinggi negeri, seorang yang supel dan ketua RT yang ramah dengan warganya.

Berikut fakta-fakta mengejutkan Dodi Triono.

Dinilai miliki kedekatan dengan Presiden Jokowi

Dodi Triono (59), pernah bertemu deng

Dodi bertemu saat Jokowi masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.

"Pak Jokowi baru jadi gubernur satu bulan saja langsung makan malam sama Pak Dodi sama saya bareng," ujar Gani, Ketua RW 16, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, di Jalan Pulomas Utara.

Menurut Gani, Jokowi diundang makan malam oleh Dodi saat baru menjabat selama satu bulan menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Ia menyebut, pertemuan itu juga dihadiri oleh Wali Kota Jakarta Timur.

"Dia (Dodi) dapat ucapan dari Jokowi. Diundang makan itu dulu sama Pak Dodi. Berarti punya kedekatan kan ya," ucap dia.

Gani menyampaikan, Dodi merupakan Ketua RT 14 di RW 16.

Pemenang tender SUGBK

Almarhum yang juga Ketua RT 12 RW 16, Kelurahan Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, ini diketahui merupakan pemenang tender renovasi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Dewi, adik ipar Dodi, mengungkap identitas Dodi yang merupakan seorang arsitek.

"Pemimpin proyek di (SUGBK,-red) Senayan, tetapi izin belum keluar. Tender sudah dimenangkan dia (Dodi,-red)," ujar Dewi, Selasa (27/12/2016), di Rumah Sakit (RS) Kartika Pulomas, Jakarta Timur.

Lokasi pembunuhan di rumah kedua Dodi

Dodi diketahui memiliki dua rumah di kawasan Pulomas.

Rumah tempat terjadinya pembunuhan tersebut merupakan rumah kedua milik Dodi. Hal ini dibenarkan oleh ketua RW 16, bernama Gani.

"Dia itu (Dodi) Ketua RT 12 RW 16. Dia ketua RT saya," ujar Gani di lokasi.

Gani mengatakan, rumah Dodi di RT 12 RW 16 saat ini sedang tahap renovasi. Untuk itu, ia menempati rumah keduanya di RT 01 RW 16 tempat di mana Dodi bersama 10 orang lainnya ditemukan disekap di kamar mandi.

"Pak Dodi ini arsitek. Rumahnya awalnya di Pulomas Residence, cuma lagi direnovasi, masih 80 persen," ucap dia.

Dodi kolektor mobil mewah

Gani menyebut, Dodi merupakan orang kaya di lokasi tempat tinggalnya. Sebab, Dodi diketahui hobi mengoleksi mobil mewah.

"Dia ini Ketua RT paling kaya se-Jakarta Timur. Dia punya mobil lamborghini tiga," kata Gani.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Iyem (60). Dia merupakan tetangga sebelah kanan rumah Dodi.

"Dia (Dodi) senang mobil mewah sport. Semua jenis mobil sempat punya," ujarnya.

Meski tetangga sebelah rumah, Iyem mengaku tak mengenal dekat Dodi. Menurut dia, setiap ketemu Dodi, dirinya hanya sekedar bertegur sapa saja.

"Namanya kawasan komplek tetangga enggak terlalu saling mengenal," ucapnya.

Sementara itu, Ella (39) warga RT 12 RW 16, mengaku Dodi merupakan ketua RT yang aktif. Ia pun terkenal orang yang mudah bergaul.

"Aktif di (kegiatan) RT. Kalau ada 17 Agustus-an dan pengajian dia aktif. Orangnya enggak tertutup, baik dan supel," kata Ella.

Polisi belum bisa menyimpulkan

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan di lokasi, Selasa (27/12/2016) belum bisa memastikan apakah kasus tersebut murni pembunuhan atau disertai dengan perampokan. Sebab, saat ini polisi masih melakukan olah TKP untuk mengungkap kasus ini.

"Kami belum bisa menyimpulkan," ucap dia.

Dua Pria Yang Diduga Pembunuh Sadis di Jakarta

JAKARTA - Dua pria yang diduga pelaku pembunuhan sadis satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timur, dikabarkan telah ditangkap.

Berdasarkan informasi yang diterima, mereka dikabarkan diringkus di Gang Kalong, Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/12/2016).

Mereka bernama Ramlan Butar Butar alias Pincang dan Erwin Situmorang.

Keduanya dibekuk di rumah adiknya Ramlan.

Hingga berita ini disusun, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.

Yang jelas, mendapatkan kiriman sejumlah foto yang diduga adegan penangkapan kedua pria tersebut.

Dalam foto itu, terlihat seorang pria berkaus strip horizontal tengah tersungkur menyamping dengan bercak darah di celana dan muka.

Sementara itu, di foto lainnya, terlihat seorang pria berkaus abu-abu dan bercelana jins dalam posisi telungkup dengan simbah darah di wajahnya.

Seperti diketahui Pemilik rumah di Pulomas, Dodi Trianto (59) tewas bersama anaknya Diona Arika Andra Putri (16) serta Dianita Gemma Dzalfayla (9) yang juga meninggal.

Teman Dianita yang sedang menginap, Amelia Callista (10), kedua sopir Dodi, Tasrok (40) dan Yanto, juga tewas dalam penyekapan itu.

Hasil otopsi memastikan mereka meninggal karena kehabisan oksigen.

Mereka yang selamat adalah anak Dodi, Zanette Kalila Azaria (6), serta tiga pekerja di rumah Dodi yaitu Santi (22), Fitriani (23), Windy (23), dan Emi (41).

Dugaan motif pembunuhan

Khalayak dikejutkan oleh peristiwa tragis yang merenggut nyawa satu keluarga. Ungkapan kegeraman pun muncul, beberapa mencoba menganalisa, Rabu (28/12/2016).

Atas dasar apakah hingga peristiwa sadis ini terjadi.

Nyawa seolah tak berharga hingga ditumpuk dalam ruangan sempit 1,5 meter x 1,5 meter.

Pengusaha sukses Dodi Triono dan anggota keluarganya dihabisi dengan cara tak manusiawi.

11 Orang kehabisan nafas, enam orang meninggal dunia dan lima berhasil diselamatkan.

"Pelaku pasti manusia, tapi fisiknya saja. Jiwanya hitam, dikuasai penuh oleh iblis, maka sanggup berbuat durjana hingga tdk ada belas kasih bahkan buat anak perempuan kecil sekalipun."

"Ya Allah, ampunilah dosa2 para korban, tempatkan mereka dlm damai surgaMu."

Komentar sebuah akun dengan nama Jonni Sahputra.

Banyak netizen seperti Johni yang merasa kaget dan mengutuk peristiwa tersebut.

Melalui kolom komentar pada berita di bawah ini, bermunculan pendapat-pendapat netizen.

Doa mengalir untuk para korban semoga mendapat tempat terbaik.

Tak sedikit yang mencoba menganalisa bahkan meramalkan kalau tak sampai satu minggu para pelaku bisa tertangkap.

"1, Motifnya pembunuhan krn tdk ad barang yg hilang.."

"2, Pelaku ada 2 kmngkinan,1 orang byaran, 2 orang yg dikenal."

"3, motif pembunuhan bsa jd krn dendam, sakit hati / ingin mndapatkan keuntungan dr kmatian korban."

"4, periksa saksi yg hidup, telurusi alat komunikasi, cek cctv krn perum elit pst ad cctv nya."

"5, periksa orang dekat korban keluarga/ rekan kerja korban."

"6, dalam waktu 1 minggu psti terungkap siapa pelakunya, GOODLUCK PAK POLISI."

Tulis akun Didik Royal.

"Kayakx ada dendam…bukan perampokan," imbuh Amoy Yumi Ayumi.

Beberapa akun Facebook menduga pembunuhan ini terkait bisnis yang sedang dikerjakan.

"Selidiki perusahaan saingan tender stadion GBK. Siapa tau dia sakit hati karena kalah tender," tulis Zubed Milan.

Pendapat netter ini langsung dikritik netizen lain.

"Jgn berasumsi yg berlebihan karna itu nama nya fitnah !" Komentar Laiskodat Lopezs.

Bukan hanya tentang bisnis ada juga netizen yang menduga kalau pembunuhan ini bermotif hubungan cinta.

"Motifnya adalah perselingkuhan," tambah Tio Altaria.

Apa yang disampaikan netizen sekedar pendapat, dugaan atau tebakan.

Bisa saja ada yang benar, tapi bisa juga semuanya salah.

Paling tepat adalah menunggu hasil pengungkapan kasus oleh pihak kepolisian.

Meski demikian pendapat- pendapat netizen merupakan bentuk kepedulian juga dukungan untuk keluarga korban.

Kabar terbaru, polisi berhasil menangkap para terduga pelaku pembunuhan sadis di Pulomas.

Andai saja Sheila tak berkunjung

Janji Diona Arika (16) seorang korban pembunuhan sadis di Pulomas yang tak ditepati membuat temannya Sheila kebingungan, akhirnya Sheila memutuskan untuk sambangi rumah Diona.

Keputusan Sheila tepat, ia pagi-pagi datangi rumah Diona dan lima dari 11 korban selamat.

Andai saja Sheila tak datang atau memutuskan untuk mengacuhkan sikap Diona yang tak menepati janji mungkin saja hal terburuk terjadi.

Lima nyawa selamat bisa saja bernasib sama dengan korban yang lain.

Bisa dibayangkan bagaimana kondisi para korban komplotan sengaja menumpuk 11 orang di dalam sebuah kamar mandi berukuran 2 x 1 meter.

Terhitung para korban sudah terkunci dalam ruangan sempit selama sehari semalam.

Seperti dikutip dari Kompas.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menduga pembunuh enam orang di rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur, masuk ke rumah tersebut sejak Senin (26/12/2016) sore.

"(Pelaku masuk) sekitar jam 3 sore, kemudian kemarin pagi-pagi (kasus pembunuhan itu) baru di ketahui temannya korban," ujar Argo di lokasi, Selasa (27/12/2016).

Menurut Argo, pembunuhan tersebut pertama kali diketahui oleh Sheila Putri pada Selasa (27/12/2016) sekitar pukul 09.30 WIB.

Sheila merupakan teman dari Diona Arika (16).

Sheila sudah mencoba menghubungi Diona sejak Senin sore.

Namun, tidak ada respons dari Diona. Padahal, keduanya berjanji akan jalan-jalan bersama.

Keesokan harinya, kata Argo, Sheila memutuskan untuk ke rumah Diona.

"Tadi pagi (Sheila) ke sini ternyata enggak ada jawaban dan pintu tidak terkunci. Sampai dia masuk ke dalam, ada rintihan di kamar mandi. Karena cewek, dia takut, berlari, langsung ke mencari bantuan ke sekuriti," kata Argo.

Setelah mengadu ke sekuriti, akhirnya diputuskan untuk melapor ke polisi yang berada di Pos Kayu Putih.

Kemudian, polisi menemani Sheila untuk mengecek keadaan di rumah Diona.

"(Ternyata) korban ada di dalam kamar mandi yang hanya ada full set ukuran satu setengah meter diisi 11 orang."

Jejak Kelam Ramlan Butar-Butar Terduga Otak Pembunuhan Sadis Keluarga Dodi Triono

Polisi menangkap terduga pelaku pembunuhan sadis di Pulomas, satu di antaranya bernama Ramlan Butar-Butar.

Siapa dia? Simak jejaknya yang mengerikan, Rabu (28/12/2016).

Nama Ramlan Butar-Butar bukanlah sosok asing di dunia kelam perampokan.

Oktober tahun 2010 ia ditangkap jajaran Polda Jawa Tengah.

Ramlan tercatat sebagai pimpinan perampok kelompok Medan.

Kawanan perampok ini beraksi menggunakan senjata tajam dan senjata api dan kawanan ini dibekuk di Bekasi.

Sementara itu pada Agustus 2015 kawanan yang dipimpin oleh Ramlan Butar-Butar ini juga tertangkap pihak kepolisian.

Seperti aksi-aksi sebelumnya Ramlan dan kawan-kawan selalu menyasar rumah warga asing dan rumah elite.

Polisi berhasil menangkap setelah kawanan ini tertangkap kamera CCTV kemudian berhasil dilacak oleh polisi.

Diduga pelaku pembunuhan sadis di Pulomas

Dua pria yang diduga pelaku pembunuhan sadis satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timur, dikabarkan telah ditangkap.

Berdasarkan informasi yang diterima, mereka dikabarkan diringkus di Gang Kalong, Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/12/2016).

Mereka bernama Ramlan Butar Butar alias Pincang dan Erwin Situmorang.

Keduanya dibekuk di rumah adiknya Ramlan.

Hingga berita ini disusun, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.

Yang jelas, mendapatkan kiriman sejumlah foto yang diduga adegan penangkapan kedua pria tersebut.

Dalam foto itu, terlihat seorang pria berkaus strip horizontal tengah tersungkur menyamping dengan bercak darah di celana dan muka.

Sementara itu, di foto lainnya, terlihat seorang pria berkaus abu-abu dan bercelana jins dalam posisi telungkup dengan simbah darah di wajahnya.

Kondisi Pelaku Pembunuhan Sadis di Pulogadung, Tiba di RS Polri Jakarta

KRAMAT JATI - Dua pelaku pembunuhan sadis di Pulogadung berhasil dibekuk polisi di kawasan Rawa Lumbu, Kota Bekasi.

Keduanya dibawa dan tiba di RS Polri, Rabu (28/12/2016), sekitar pukul 16.30.

Satu jenazah atas nama Ramlan Butar-butar dipastikan tewas dan dimasukkan ke ruang Instalasi Kedokteran Forensik.

Sedangkan satu pelaku lain masih menjalani perawatan dengan penjagaan ketat.

Petugas yang mengawak jenazah belum memberikan keterangan.

Sebelumnya diberitakan, dua pelaku atas nama Ramlan Butar Butar dan Erwin Situmorang dibekuk tim gabungan Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Timur dan Polresta Depok pada Rabu pukul 14.50.

Pengungkapan ini setelah polisi sebelumnya berhasil menangkap tersangka lain atas nama Philip Napitupulu dan mendapatkan keterangan darinya.

Rekaman CCTV Mengerikan, Detik-detik Pelaku Todongkan Senjata di Rumah Dodi

JAKARTA – Tragedi berdarah telah terjadi di kawasan rumah mewah di Jakarta Timur, tepatnya Jalan Pulomas Utara 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur.

Saksi mata, Lutfi (34), melihat pemandangan mengerikan di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter persegi, Selasa (27/12/2016) pagi, sekitar pukul 08.30 WIB.

11 tubuh manusia ditemukan bertumpuk dalam kondisi hidup dan mati. Pulogadung Seorang pelaku pembunuhan sadis di Pulogadung yang berhasil diciduk polisi.

Sebagian dari mereka bersimbah darah dan terdapat luka tusukan di dada hingga luka gorokan senjata tajam di leher.

"Saya enggak tahu nyebutnya apa. Kaget, lemas nggak keruan lihat orang ditumpuk di kamar mandi kecil seperti itu," ucapnya.

Inilah suasana kediaman Dodi Triono (59), pengusaha konstruksi.

Saat ini ia mengerjakan proyek konstruksi berskala besar di Senayan, yakni renovasi Gelora Bung Karno (GBK) yang didanai pemerintah pusat.

Kepolisian melansir, ada 11 orang yang ditemukan di dalam kamar mandi rumah milik Dodi Triono.

Sebanyak enam orang di antaranya meninggal dunia di tempat dan lima orang lainnya masih bernyawa telah dilarikan ke rumah sakit.

Korban meninggal akibat kekurangan oksigen.

Enam korban meninggal dunia yakni, pemilik rumah, Dodi Triono (59); putri pertama Dodi, Diona Arika Andra Putri (17); putri ketiga Dodi, Dianita Gemma Dzalfayla (9); teman sekolah Gemma, Amel (9); serta dua sopir pribadi Dodi, Yanto (23) dan Tasrok (40).

Sementara korban selamat yakni putri kedua Dodi, tiga Zanette Kaslila Azaria (13); serta empat pembantu rumah tangga Dodi, Emi (41), Santi (22), Fitriani (23), dan Windy (23).

Belum genap seminggu, petugas berhasil melumpuhkan dua terduga pembunuh keluarga tersebut.

Berdasarkan informasi yang diterima, mereka diringkus di Gang Kalong, Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/12/2016).

Mereka bernama Ramlan Butar Butar alias Pincang dan Erwin Situmorang.

Keduanya dibekuk di rumah adiknya Ramlan.

Sementara itu, rekaman CCTV di kediaman Dodi telah beredar di sosial media.

Seperti diunggah oleh akun Youtube johan chaennel, tampak tiga pelaku memasuki rumah Dodi.

Satu dari pelaku mengenakan pakaian berwarna putih, diduga Ramlan alias Pincang, yang berhasil dilumpuhkan petugas.

Pelaku menodong ke arah para korban dan digiring.

Nama Ramlan Butar-Butar bukanlah sosok asing di dunia kelam perampokan.

Pria ini tercatat di berbagai media online merupakan kawanan perampok spesialis rumah elite. pelaku

Oktober tahun 2010 ia ditangkap jajaran Polda Jawa Tengah.

Ramlan tercatat sebagai pimpinan perampok kelompok Medan.

Kawanan perampok ini beraksi menggunakan senjata tajam dan senjata api dan kawanan ini dibekuk di Bekasi.

Sementara itu, pada Agustus 2015 kawanan yang dipimpin oleh Ramlan Butar-Butar ini juga tertangkap pihak kepolisian.

Seperti aksi-aksi sebelumnya Ramlan dan kawan-kawan selalu menyasar rumah warga asing dan rumah elite.

Kasus Pulogadung Murni Perampokan, Begini Motif Selengkapnya

SEMANGGI - Dua pelaku perampokan yang menyebabkan enam orang meninggal di sebuah rumah mewah, Jalan Pulomas Utara 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (26/12/2016) sore.

Mereka dibekuk polisi di tempat persembunyiannya, rumah kontrakan di Jalan Kalong RT 08 RW 02 Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi.

Penggerebekan dilakukan pada Rabu (28/12/2016) pukul 14.50.

Dua pelaku terpaksa dilumpuhkan dengan cara ditembak di bagian kaki karena melakukan perlawanan. Mereka adalah Ramlan Butar Butar dan Erwin Situmorang.

Pelaku Ramlan akhirnya tewas kehabisan darah dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Polri, Kramat Jati.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Muhammad Iriawan mengatakan, pelaku atas nama Ramlan yang tewas merupakan perampok spesialis rumah mewah yang sudah beroperasi sejak 2001.

Ia juga telah lama masuk daftar pencarian orang (DPO) dalam berbagai kasus kejahatan, salah satunya aksi perampokan terhadap warga Korea Selatan di Depok, tahun lalu.

"Ramlan ini sebagai pimpinan komplotan. Dia punya andil besar dalam perampokan kemarin. Dia yang masuk terlebih dulu ke dalam rumah serta yang berinisiatif menumpuk 11 korban di dalam kamar mandi pembantu," jelas Iriawan saat menggelar jumpa pers di RS Polri, Rabu malam.

Iriawan menyebut, ada empat orang yang beraksi dalam aksi perampokan tersebut. Dua di antaranya, kini masih buron.

Pelaku awalnya datang dengan sebuah mobil pada 14.37 dan langsung menemui sopir yang ada di rumah itu.

Dalam aksinya, pelaku membekali diri dengan senjata api dan senjata tajam.

Para pelaku juga mengancam seluruh anggota keluarga yang saat itu pemilik rumah atas nama Dodi Triono belum datang.

"Pak Dodi sama seorang sopirnya tidak ada. Jadi hanya satu orang pria yaitu sopir rumah itu. Pelaku masuk ke semua ruangan. Mengambil beberapa barang yang ditemukan. Saat itu Pak Dodi dan salah satu sopirnya lain baru tiba dari rumah satunya lagi. Akhirnya mereka semua dimasukkan ke dalam kamar mandi dengan alasan agar mempermudah mengacak-acak isi rumah," jelas Iriawan.

Motif Perampokan

Iriawan memastikan, motif dari peristiwa itu murni perampokan. Pelaku juga sempat menganiaya seorang anak Dodi, yakni Diona Arika (16).

Diona, diseret dari kamarnya di lantai dua menuju ke lantai satu melalui tangga.

"Saya harap tidak ada yang spekulasi bahwa ada motif lain. Sejauh ini perampokan disertai penganiayaan dan perampasan hak kemerdekaan seseorang," katanya.

Sedangkan kematian enam orang, Iriawan menyebut penyebabnya adalah kehabisan oksigen.

"Kamar mandi berukuran 2x1 meter itu tidak punya ventilasi. Bayangkan dari pukul 14.35 sampai keesokan harinya 11 harus berdesakan di sana."

Pelaku sendiri sengaja membuang kunci kamar mandi dan mematahkan daun pintu sehingga korban di dalam mandi tidak mungkin bisa keluar.

"Kami masih dalami kenapa mereka memilih kamar mandi itu sebagai tempat menyekap."

Adapun barang bukti yang diamankan polisi dalam penangkapan itu yakni sejumlah uang tunai, jam tangan merk rolex, sejumlah handphone.

"Kemungkinan masih ada barang curian lain yang dibawa pelaku yang saat ini masih kami buru," imbuhnya.

Ramlan Butarbutar, Pembunuh Bengis Histeris Saat Dibekuk Petugas

BEKASI - Belum genap seminggu, petugas berhasil melumpuhkan dua terduga pembunuh keluarga tersebut.

Berdasarkan informasi yang diterima, mereka diringkus di Gang Kalong, Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/12/2016).

Mereka bernama Ramlan Butarbutar alias Pincang dan Erwin Situmorang.

Keduanya dibekuk di rumah adiknya Ramlan.

"Ampun pak, ampun. Saya nggak ikut-ikutan," ujar Ramelan Butarbutar, terduga pelaku perampokan sadis dan kejam di Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur kepada penyidik.

Ucapan memelas Butarbutar itu dilontarkan kembali oleh Ucok (24), seorang warga Gang Kalong RT 08/02, Bojong Rawalumbu, Rawalumbu, Kota Bekasi yang menyaksikan penggerebekan itu.

Ucok mengaku, juga mendengar teriakan Butarbutar saat ditangkap polisi.

Butarbutar membantah terlibat dalam kasus perampokan di rumah Ir Dodi Triono (59) di Pulomas, Jakarta Timur pada Senin (26/12/2016) lalu.

"Dia sempat berteriak minta tolong dan membantah ikut terlibat perampokan. Tapi, polisi tidak tinggal diam dan tiba-tiba terdengar bunyi tembakan," kata Ucok.

Ucok tidak mengetahui pasti tembakan yang dilepas polisi itu menyasar ke mana.

Apakah ke tubuh Butarbutar atau ke udara sebagai peringatan agar Butarbutar tidak melawan penyidik.

Namun yang dia lihat, polisi sempat mengevakuasi dua pria dari rumah kontrakan itu.

Masing-masing pria itu digotong empat polisi menggunakan sehelai handuk warna hijau.

Tubuh mereka kemudian dimasukan ke dalam mobil ambulans yang telah menunggu di mulut gang kontrakan.

Bahkan Butarbutar kembali berteriak bahwa dirinya tidak terlibat saat hendak dimasukan ke dalam mobil ambulans.

Sementara warga sekitar tidak bisa mengabadikan peristiwa itu, karena mereka dihalau penyidik sejauh 30 meter dari lokasi kejadian.

"Kita nggak boleh ngelihat langsung, katanya urusan polisi," katanya.

seorang perwira polisi di Polrestro Bekasi Kota mengaku, tahu sosok Ramelan Butarbutar Cs. Setiap merampok, kata dia, Butarbutar berperan sebagai kapten dan memiliki empat anggota.

"Dia otak perampokan itu, karena dia berperan sebagai kapten setiap aksinya," kata dia.





sumber : tribun

Share this article :

Visitors Today

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dreaming Post - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Sorga 'n Neraka