Simalakama Ayam Goreng Negeri Ginseng - Dreaming Post
Online Media Realiable // Layak dibaca dan perlu!!
Home » , » Simalakama Ayam Goreng Negeri Ginseng

Simalakama Ayam Goreng Negeri Ginseng

Written By Dre@ming Post on Senin, 16 September 2013 | 11.25

Dalam satu dekade saja, sudah ada 36 ribu restoran cepat saji berdiri di sana. Di lingkungan dekat kediaman Hyo-seon, di salah satu sudut kota Seoul, sudah ada empat restoran sejenis. “Kalau ada yang ikut-ikutan lagi, saya akan menghentikan mereka bagaimana pun caranya,” kata dia.

Seoul - Kang Hyo-seon sudah separuh baya. Tapi pria 51 tahun ini masih kuat berkeliling dengan sepeda motornya untuk mengantarkan pesanan ayam goreng pesanan pelanggan. 


Meski masih bersemangat melakoni bisnis keluarga yang dibukanya pada 8 tahun lalu, ada terselip kekuatiran di hati Hyo-seon. “Situasi makin memburuk karena orang-orang mulai terjun ke pasar (restoran cepat saji ayam goreng) ini,” katanya. 



Meski Korea Selatan terkenal dengan kuliner tradisionalnya yang kuat, tak bisa dipungkiri ada fenomena di negeri itu, yakni makin merajalelanya restoran cepat saji yang menjual ayam goreng. Padanan makanan cepat saji ala Korea ini umumnya terdiri dari ayam yang renyah dan bir dingin. 



Dalam satu dekade saja, sudah ada 36 ribu restoran cepat saji berdiri di sana. Di lingkungan dekat kediaman Hyo-seon, di salah satu sudut kota Seoul, sudah ada empat restoran sejenis. “Kalau ada yang ikut-ikutan lagi, saya akan menghentikan mereka bagaimana pun caranya,” kata dia. 



Tapi bukan jumlah saja yang menjadi persoalan di negeri ginseng itu. Masalahnya adalah kebanyakan keluarga yang terjun ke bisnis cepat saji membangun usahanya dari duit utang dengan mengagunkan rumahnya sendiri. 



Angka utang rumah tangga di negeri itu sudah sangat tinggi. Penyebabnya, selain tren pendirian restoran cepat saji, bunga pinjaman bank pun terbilang rendah. Lalu, ada pula dorongan dari sistem pensiun di Korea Selatan. 



Di Korea Selatan, pekerja di perusahaan besar biasanya 'dipaksa' untuk pensiun pada usia 50-an. Tapi duit pensiun yang mereka terima tak cukup untuk menyambung hidup. Lantaran merasa masih produktif, maka banyak yang kemudian membuka usaha sendiri.



sumber : detik
Share this article :

Visitors Today

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dreaming Post - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Sorga 'n Neraka