Kenang Seleksi Saat Suharto, Putranya Jadi Kandidat Menristek, Habibie Curiga - Dreaming Post
Online Media Realiable // Layak dibaca dan perlu!!
Home » , » Kenang Seleksi Saat Suharto, Putranya Jadi Kandidat Menristek, Habibie Curiga

Kenang Seleksi Saat Suharto, Putranya Jadi Kandidat Menristek, Habibie Curiga

Written By Dre@ming Post on Minggu, 19 Oktober 2014 | 09.31

Habibie Curiga Ada Kekuatan Tersembunyi yang Adu Domba Jokowi-Prabowo
Habibie Tidak Tahu Putranya Jadi Kandidat Menristek

JAKARTA - Putra Baharudin Jusuf Habibie, Ilham Akbar Habibie, dikabarkan kandidat untuk menempati kursi menjadi Menteri Riset dan Teknologi dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla .

Rupanya, Habibie sama sekali belum mendengar mengenai informasi terkait peluang putranya itu menjadi salah satu menteri dalam pemerintahan baru nanti. "Saya tidak tahu. Saya tidak tahu," kata Habibie saat diwawancarai Kompas TV, di kediamannya, Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014) petang.

Lalu bagaimana jika kabar tersebut benar dan Ilham ditunjuk Jokowi sebagai salah satu menteri? Habibie mengatakan dia akan menyerahkan semua keputusan kepada Ilham. "Coba tanya sama Ilham. Saya tidak tahu," jawab Habibie yang dikenal sebagai pakar ilmu penerbangan itu.

"Saya cuma tahu, siapapun dan di manapun anda berada, marilah kita ikut mengamankan Indonesia," tambah Habibie tanpa mejelaskan pernyataannya itu lebih rinci.

Ilham Habibie meraih gelar doktor di Technical University of Munich, Jerman pada usia 31 tahun. Mengikuti jejak ayahnya, kini Ilham yang menjabat Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI), sedang disibukkan dengan rancangan pesawat R-80 yang diperkirakan rampung pada 2016 mendatang.

Jokowi sendiri dijadwalkan akan mengumumkan 33 nama anggota kabinetnya pada tanggal 21 Oktober. Nantikan wawancara lengkap BJ Habibie di Kompas TV, pada hari pelantikan Jokowi-JK, Senin, 20 Oktober 2014.

BJ Habibie Kenang Cara Seleksi Menteri di Zaman Suharto

JAKARTA - Presiden Indonesia ke-3 Baharudin Jusuf Habibie memberikan saran kepada presiden terpilih Joko Widodo dalam memilih para menteri untuk kabinetnya mendatang.

Habibie, menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai wakil presiden di masa pemerintahan Presiden Soeharto. Habibie mengenang, saat itu dia bersama Soeharto duduk empat mata untuk mendiskusikan nama-nama yang pantas mengisi kursi menteri di kabinet.

Proses diskusi, kata Habibie, tak selalu berjalan mulus. Terkadang perbedaan pendapat membuat pemilihan menteri menjadi alot. Ketika Habibie merasa tidak setuju dengan nama menteri yang diusulkan Soeharto, dia langsung mengatakannya dengan terus terang.

"Saran saya itu ada yang dia (Soeharto) terima, dia oke. Tapi ada yang dia tidak terima, dan dia marah-marah sama saya," kata Habibie saat diwawancarai Kompas TV, di kediamannya, Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014) sore.

Jika sudah terjadi perbedaan pendapat seperti itu, Habibie tak bisa lagi berbuat banyak. Soeharto akan tetap mengusung nama yang dipilihnya, meski Habibie tidak menyetujuinya. "Dia (Soeharto) bilang, 'pokoknya menterinya ini. Saya kan presidennya'. Kata saya silakan, tapi saya tahu menurut saya itu salah," ujar Habibie.

Pria yang akrab disapa Rudi oleh kerabat dekatnya ini menyayangkan sikap Soeharto yang tak mau mendengarkan masukan dalam memilih seorang menteri. Meskipun memilih menteri adalah hak prerogatif presiden, namun masukan dari berbagai pihak menurut dia tetap penting untuk didengarkan.

Di era demokrasi seperti ini, kata Habibie, usulan nama menteri tidak hanya datang dari presiden, wakil presiden, atau ketua umum partai politik. Usulan nama menteri bahkan datang langsung dari rakyat. Sehingga, Habibie berharap Jokowi bisa mempertimbangkan keinginan rakyat itu.

"Pak Jokowi tahu apa yang dikehendaki rakyat dan Pak Jokowi sudah memberikan beberapa janji-janji yang dicatat rakyat," kata Habibie.

Habibie yang dikenal dengan prestasinya dalam industri pesawat terbang ini kemudian hanya memberikan dua saran tambahan untuk Jokowi. "Saran saya, pertama karakter orang tersebut, perilakunya. Misalnya, dia itu mempunyai karakter dan budaya, kalau dia bilang merah, merah. Tidak hari ini merah besok hijau lusa putih. Penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki pembantu seperti itu," ujar Habibie.

Saran kedua, lanjut Habibie, para menteri harus profesional dan mengerti betul mengenai kementerian yang dipimpinnya. Keputusan Jokowi untuk mengisi 15 Menterinya dari unsur parpol, menurut dia tidak masalah jika mereka dapat bekerja secara profesional di bidangnya.

"Saya yakin tidak ada yang sempurna. Tidak bisa kita harapkan langsung Pak Jokowi tok selesai. Untuk hal itu, kalau Pak Jokowi, mengambil orang dan partai, karena alasan apa saja, maka yang masuk ke kabinet itu harus setia. Tidak (setia0 pada inti partainya tapi setia pada program nasional," kata penulis buku Habibie dan Ainun ini.

Untuk wawancara lengkap dengan BJ Habibie nantikan di Kompas TV, tepat pada hari pelantikan Jokowi-JK, Senin, 20 Oktober 2014.


Habibie Curiga Ada Kekuatan Tersembunyi yang Adu Domba Jokowi-Prabowo

JAKARTA - Presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie meminta tak ada lagi pihak-pihak yang mengadu domba presiden terpilih Joko Widodo dengan saingannya pada Pemilu Presiden 2014 lalu, Prabowo Subianto.

Habibie mencurigai, gesekan yang terjadi antara Jokowi dan Prabowo seusai pilpres merupakan buah dari adanya orang yang sengaja ingin membenturkan kedua kubu.

Saya selama ini tentunya ada sedikit kekhawatiran, mungkin ada kekuatan yang saya tidak tahu, yang mau mengadu domba kedua pihak," kata Habibie dalam wawancara khusus bersama Kompas TV, di kediamannya, Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014) sore.

Akibat adu domba tersebut, kata dia, persaingan pada pilpres terasa panas tidak hanya oleh kompetitor, tetapi juga oleh masyarakat di akar rumput. Untungnya, lanjut Habibie, tak ada konflik berkepanjangan yang sampai menimbulkan perpecahan antarkelompok.

"Kita lihat seperti main bola saja orang ribu-ribut. Kita bisa lihat ada dua kubu yang berhadapan, dalam satu keluarga saja misalnya, suaminya pro Merah Putih, istrinya pro Indonesia Hebat," ujar Habibie.

Wakil Presiden terakhir Soeharto ini merasa gembira akhirnya Jokowi dan Prabowo melakukan pertemuan empat mata sebagai bentuk rekonsiliasi. Dia berharap pertemuan tersebut bisa menjadi tahap awal bagi kedua pihak untuk membangun bangsa bersama-sama.

Jokowi, kata dia, harus bekerja sebaik-baiknya sebagai presiden. Adapun Prabowo juga bisa turut membangun Indonesia dengan memimpin Partai Gerindra sebagai oposisi yang obyektif di parlemen.

Dengan begitu, tak perlu ada isu jegal-menjegal yang selama ini dikhawatirkan banyak pihak. "Jokowi dipilih langsung rakyat sebagai presiden. DPR, MPR, dan DPD tidak bisa menjatuhkan. Dia dipilih langsung, kecuali Jokowi melanggar Undang-Undang Dasar (1945). Saya kira hal ini sudah dipahami semuanya," ucap Habibie.

Nantikan wawancara lengkap BJ Habibie di Kompas TV pada hari pelantikan Jokowi-JK, Senin, 20 Oktober mendatang.


sumber : kompas
Share this article :

Visitors Today

212,752
 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dreaming Post - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Sorga 'n Neraka