PKS Nilai Pemerintah Sedang Beternak Kemiskinan - Dreaming Post
Online Media Realiable // Layak dibaca dan perlu!!
Home » , » PKS Nilai Pemerintah Sedang Beternak Kemiskinan

PKS Nilai Pemerintah Sedang Beternak Kemiskinan

Written By Dre@ming Post on Minggu, 23 Juni 2013 | 14.31

"Problem yang ada saja sudah jelas. Namun penyelesaiannya tidak pernah jelas dan tidak pernah terukur penyelesaiannya. Lagi-lagi pemerintah akan menyengsarakan rakyat, “ kata Ecky.
PKS Pernah Prediksi Mentan Dicopot, Kini Masuk 'Zona Degradasi'

Jakarta - Rumor reshuffle kabinet semakin menguat. Kabarnya dalam waktu dekat Setgab koalisi akan rapat membahas nasib PKS dan 3 menterinya.

Sejumlah sumber yakin PKS akan kehilangan menterinya di kabinet. Meskipun berapa menteri PKS yang akan direshuffle tentu tergantung prerogatif Presiden SBY. Tiga menteri PKS di kabinet adalah Menkominfo Tifatul Sembiring, Mensos Salim Segaf Aljufri dan Mentan Suswono.

Namun rumor kuat Mentan yang berada di zona tidak aman. "Mentan yang ketar-ketir mau direshuffle," kata sumber, Minggu (23/6/2013).

PKS yang sudah terang-terangan melawan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM sudah menyerahkan nasib 3 menterinya ke Presiden SBY. Mereka juga telah memperhitungkan bakal kehilangan 3 menteri.

"Ada beberapa kemungkinan ke depan, mungkin kita dikeluarkan penuh, mungkin hanya dikeluarkan satu atau dua menteri," kata anggota Majelis Syuro PKS, Idris Luthfi, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat, 14 Juni lalu.

Tidak amannya posisi Mentan bankan sudah pernah diprediksi PKS. Meski sampai saat ini Presiden SBY belum mengambil keputusan.

"Mungkin yang dikeluarkan Mentan, karena sedang terbelit kasus. Dan Presiden memahami itu," lanjutnya.

PKS: Jangan Paksa Menteri Kami Mundur!

Jakarta - Sejumlah pihak menilai lebih terhormat 3 menteri PKS mundur sebagai sikap gentle atas perlawanan partainya soal BBM. Namun PKS malah meminta jangan ada yang mendesak menterinya mundur.

"Sikap memaksa-maksa kami, mengompori dan menekan kami dan para menteri kami, untuk keluar atau mundur dari koalisi, adalah pengingkaran terhadap hak asasi dan hak berpolitik seseorang yang dijamin konstitusi," kata Sekrataris FPKS DPR, Abdul Hakim, Minggu (23/6/2013).

Perbedaan pandangan PKS dengan pemerintah terkait rencana kenaikan harga BBM dianggap hal yang wajar. "Negeri ini harus dipimpin oleh jiwa-jiwa yang merdeka, bukan jiwa dan mental pembebek ABS. Karenanya biarkan kami menentukan sikap politik kami. Tanpa harus dipaksa dan ditekan oleh siapapun," tutur Abdul.

Kini setelah kenaikan harga BBM diumumkan, PKS pun bersiap menunggu keputusan final SBY. PKS siap dengan segala konsekuensi yang dihadapi yang mereka anggap sebagai risiko perjuangan.

"Biarkan PKS menentukan sikap politiknya, mana yang terbaik untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Merdeka bangsaku, merdeka jiwaku, untuk Indonesia raya, meraih ridho-Nya," tandasnya.


 PKS Sindir Golkar Soal 'Saham' di Koalisi

Jakarta - PKS tiba-tiba menyindir Partai Golkar soal saham di koalisi pemerintahan. Apakah ada saling sikut soal kursi menteri?

"PKS meminta partai lain, khususnya bukan pendukung awal koalisi untuk tahu diri," sindir Ketua Bidang Humas DPP PKS, Mardani Ali Sera.

Hanya ada satu parpol yang bukan pendukung awal koalisi dan saat ini punya menteri di kabinet. Partai itu adalah Golkar. Golkar baru masuk ke Setgab koalisi setelah jagonya, JK-Wiranto, gagal di Pilpres 2009 lalu.

Sebagai partai pendatang di koalisi, Golkar juga langsung mendapat jatah 3 menteri. 3 Menteri Golkar yakni Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutarjo, dan Menteri Perindustrian MS Hidayat. Golkar mendapat jatah 3 menteri karena punya kekuatan sinifikan di Senayan.

Lalu kenapa PKS tiba-tiba menyindir Golkar? Golkar memang berulangkali menantang SBY mencopot 3 menteri PKS di kabinet. Karena PKS memang nyata-nyata menolak pengesahan APBN-P 2013 yang sangat krusial. Dalam code of conduct koalisi, parpol koalisi yang menentang kebijakan vital otomatis keluar koalisi dan kehilangan menteri.

Namun PKS yang merasa sudah diajak komunikasi Presiden SBY kini lebih percaya diri. Kini PKS berani mengungkit-ungkit luka lama partai koalisi, saat Golkar tiba-tiba masuk dan dapat jatah menteri.

"Beda saham pendiri dan yang gabung sesudah kemenangan," katanya.

Saham yang dimaksud adalah menteri. Saat awal koalisi PKS mendapatkan jatah 4 menteri, namun karena perbedaan pendapat kini hanya 3 tersisa menteri yakni Menkominfo Tifatul Sembiring, Mentan Suswono, dan Menkominfo Tifatul Sembiring. Kini setelah PKS menentang kenaikan harga BBM, seorang menteri PKS juga dikabarkan akan direshuffle.

Lalu ada ketegangan apa diatara PKS dan Golkar? Sumber di internal koalisi menyebutkan, Golkar dan PD terus mendorong SBY mencopot menteri PKS. Sedangkan PKS sejauh ini yakin Presiden SBY tak akan mencopot banyak menteri PKS.

PKS Nilai Pemerintah Sedang Beternak Kemiskinan

JAKARTA - Kebijakan menaikkan harga BBM telah memicu harga bahan-bahan pokok mengalami kenaikan. Kenaikan harga bahan pokok ini sudah dialami merata di perkotaan sampai tingkat wilayah daerah. 

Menurut Ecky Awal Mucharam Anggota DPR RI dari Komisi XI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), hal tersebut membuktikan bahwa kebijakan pemerintah yang tidak solutif yang menimbulkan permasalahan baru. Belum lagi ditambah kenaikan harga bahan pokok merupakan problem klasik yang selalu berulang setiap tahun ketika menjelang bulan Ramadhan.

“Fakta yang temporal dan siklikal yang seharusnya bisa diantipasi oleh pemerintah. Pemerintah saat ini sedang senang melakukan produksi persoalan. Buktinya persoalan yang rutin saja tidak terselesaikan oleh pemerintah namun pemerintah sudah  membuat kebijakan baru dengan menaikkan harga BBM,” kata Ecky dalam keterangan kepada Tribunnews.com, Minggu (23/6/2013).

Ecky mengatakan  pemerintah tidak bisa mengntrol pasar. Belum masalah kartel ditambah adanya kenaikkan harga-harga bahan pangan. 

"Yang limbung itu pemerintah, “ujar Ecky.

Jika mau jujur, Ecky mengatakan banyak kebijakan pemerintah yang tidak solutif, bahkan justru menimbulkan masalah baru lagi. Ia mengibaratkan pemerintah sedang beternak kemiskinan  akibat kebijakan-kebijakan yang tidak produktif dan solutif. 

"Problem yang ada saja sudah jelas. Namun penyelesaiannya tidak pernah jelas dan tidak pernah terukur penyelesaiannya. Lagi-lagi pemerintah akan menyengsarakan rakyat, “ kata Ecky.

Ecky meminta pemerintah membuat langkah strategis dan perencanaan yang jelas mengatasi persoalan tersebut. 

"Langkah-langkah strategisnya bagaimana sudah harus jelas dari sekarang termasuk jalur distribusinya dan kontrolnya bagaimana agar didapatkan harga yang stabil. Jadi benar-benar memerlukan campur tangan dari pemerintah sebagai sebuah keniscayaan. Mengingat hal ini terkait dengan masyarakat kecil dan masyarakat miskin kita, “ ungkapnya.

Ecky mengatakan lagi-lagi pemerintah membuat kebijakan yang menyengsarakan rakyatnya. Sebelum dampaknya menjadi luas. 

"Diperlukan pengawasan dari masing-masing atau setiap komoditas bahan pokok penting. Jangan berujung kenaikkan harga ini menjadi giliran pada komoditas–komoditas lainnya," tuturnya.


sumber : detik, tribun
Share this article :

Visitors Today

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dreaming Post - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Sorga 'n Neraka