Secara fisik tampilan sambal buatan dan sambal aslinya sulit dibedakan. |
Suka makan pedas? Kalau begitu Anda pasti tak bisa jauh dari sambal
atau olahan cabai lainnya. Sayangnya, membuat olahan makanan pedas
seperti balado telur, ayam pedas, atau dendeng balado membutuhkan usaha
ekstra untuk menggiling cabainya, hingga mendapatkan tekstur cabai yang
diinginkan.
"Selain butuh tenaga lebih, Anda juga butuh waktu
lebih lama dan proses masak yang lebih panjang agar rasanya benar-benar
nikmat," ungkap Chef Ragil, saat peluncuran produk sambal kemasan di
Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2013) lalu.
Untuk
mempersingkat waktu memasak dan mengirit tenaga saat menghaluskan cabai,
banyak ibu yang membeli racikan sambal yang sudah digiling di
pasar. Namun meski produk sambal seperti ini lebih praktis, Anda tetap
harus jeli saat memilih varian cabai giling yang ada di pasar. Ragil
menambahkan, jika tak jeli memilih Anda bisa mendapatkan rasa sambal
yang tak enak dan mengandung pewarna.
"Ada beberapa pedagang nakal
yang mencampur cabai gilingnya dengan pepaya atau ubi untuk menambah
volume sambal gilingnya. Ada juga yang menambahkan pewarna untuk membuat
sambal campurannya jadi menyerupai sambal asli," jelasnya.
Secara
fisik tampilan sambal buatan dan sambal aslinya sulit dibedakan, namun
Anda bisa membedakannya dengan cara mencicipinya. Jika setelah mencicipi
sambal giling ini Anda merasakan citarasa akhir (after taste) yang asam, artinya sambal ini sudah dicampur dengan bahan lainnya. Sedangkan jika after taste-nya pahit, maka sambal giling ini mengandung pewarna di dalamnya.
sumber : kompas