JAKARTA - Bentrokan yang terjadi antara
mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan warga di area kampus,
Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (21/3/2013), diduga dipicu
oleh salah paham antara petugas keamanan kampus dan mahasiswa UKI.
Dari situlah konflik mulai merembet ke pihak lain hingga melibatkan jumlah massa yang lebih besar.
"Penyebabnya,
ada salah paham antara para mahasiswa dengan sekuriti sehingga orang
kampung di belakang terbawa-bawa," terang Kepala Kepolisian Resor Metro
Jakarta Timur Komisaris Besar Mulyadi Kaharni di lokasi.
Christian
Dior (26), seorang aktivis kampus, menjelaskan, pada Selasa (19/3/2013)
lalu, sekitar pukul 20.00 WIB, seorang petugas keamanan kampus bernama
Eko Setyawan menyuruh dua mahasiswa yang tengah berpacaran untuk
meninggalkan pelataran universitas. Namun, petugas keamanan tersebut
menggunakan kata kasar.
Kedua mahasiswa tersebut pun tak terima
atas perilaku sang petugas keamanan. Keduanya lalu mengadu ke rekan
lain, yakni mahasiswa Fakultas Hukum UKI. Belasan mahasiswa yang tak
terima pun datang dan melakukan pengeroyokan hingga petugas itu
mengalami luka lebam di wajah dan tubuh.
"Sampai situ sudah selesai. Nah tadi, teman-teman ini melihat satpam itu lagi. Disamperin, cekcok terus dipukulin lagi. Satpamnya lari ke arah kampungnya minta tolong," ujarnya.
Jufri
(30), salah seorang warga setempat, mengatakan, pihaknya berang
lantaran salah satu warganya yang menjadi sekuriti kampus dianiaya
mahasiswa. Warga pun terpancing untuk melakukan aksi balas dendam kepada
mahasiswa. Kamis, sekitar pukul 14.45 WIB, bentrok pecah.
"Mereka
mahasiswa apa bukan, main pukul saja. Mana ngomongnya kasar, warga sini
yang diam-diam pertamanya juga marah lah," ujarnya.
Bentrokan itu
terjadi di akses Pintu III UKI yang menghubungkan antara Jalan Letjen
Sutoyo dan permukiman warga. Kedua kelompok massa saling serang dengan
menggunakan batu, besi, botol, dan sejumlah benda tumpul lainnya. Benda
yang dilempar tampak mengenai kaca gedung Fakultas Ekonomi UKI hingga
pecah. Di antara mereka ada juga yang melempar molotov.
Bentrokan
mulai reda sekitar satu jam kemudian saat beberapa pimpinan polisi
datang ke lokasi bentrok. Beberapa pimpinan tersebut adalah Kapolres
Metro Jakarta Timur Kombes Mulyadi Kaharni, Kasat Reskrim Polrestro
Jakarta Timur AKBP Muhammad Saleh, dan Kepala Kepolisian Sektor Kramat
Jati Kompol Handini.
Dua mahasiswa terluka, yakni bernama Yakub,
mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2012, terkena luka bocor di kening
kanan dan Hotlen, mahasiswa Fakutas Hukum angkatan 2011, terkena luka
sabet senjata tajam di bahu kiri. Adapun dari kubu warga ialah Eko
Setyawan.
Mulyadi menambahkan, usai pihaknya melerai masing-masing
kelompok masa, situasi telah kondusif. Warga dan mahasiswa menarik diri
ke wilayahnya masing-masing. Adapun untuk mengamankan lokasi, pihaknya
menaruh sejumlah personel, baik berseragam maupun pakaian bebas.
"Kita
sudah adakan mediasi antara mahasiswa dengan tokoh masyarakat.
Mudah-mudahan itu membuahkan hasil. Lingkungan tenang," ujarnya.
sumber : kompas