Minggu, 03/03/2013 20:39
Jokowi bersama Megawati hadir sebagai juru kampanye untuk pasangan Effendi MS Simbolon dan Jumiran Abdi. Inilah pasangan yang diusung PDI Perjuangan dalam Pilgub Sumut yang akan berlangsung pada 7 Maret mendatang. Hari ini merupakan kampanye akbar, kampanye hari terakhir. Besok sudah masuk masa tenang.
Jokowi hadir sebagai juru kampanye pertama setelah cagub dan cawagub cuap-cuap tentang jangan lupa untuk memilih mereka saat datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Jokowi hadir dengan gaya yang sederhana dan berbicara tentang bagaimana dia ditunjuk sebagai calon gubernur DKI Jakarta oleh Megawati.
Cerita ini sudah beberapa kali dikisahkan Jokowi di berbagai tempat, tetapi kisah yang baru bagi massa di Lapangan Merdeka ini.
"Saya di SMS, Bu Mega pas malam Minggu, besoknya disuruh ke Jakarta. Ditunjuk jadi calon gubernur DKI Jakarta. Terus waktu mendaftar ke KPU saya ndak naik mobil, tapi naik Metromini, Kopaja. Yang sediakan Metromini-nya, Bang Fendi ini," tukas Jokowi, massa pun bertepuk tangan.
Dengan intonasi yang relatif datar, tidak berapi-api seperti layaknya orator ulung, Jokowi bercerita tentang repotnya menjadi calon gubernur yang tak punya uang. Orang-orang juga tak percaya dia bakal menang, tapi kenyataan berkata lain, dia dan Ahok akhirnya terpilih.
"Saya ini kerempeng, nggak ada potongan jadi gubernur," tukas Jokowi yang membuat massa tersenyum.
Kalimat-kalimat ringan dengan logat Jawa yang kental membuat massa terhibur, tertawa dan bertepuk tangan berkali-kali. Jokowi menjadi simbol kemenangan rakyat atas masalah yang demikian pelik. Hanya sekitar sepuluh menit bercerita, Jokowi kemudian duduk kembali di samping Mega, di atas panggung.
Lantas, saat giliran Mega tampil sebagai juru kampanye utama, massa dihadapkan dengan orasi Mega yang khas. Penuh semangat dan berapi-api. Dia menyampaikan persoalan-persoalan bangsa saat ini, kecurangan demi kecurangan yang terjadi dalam Pemilu, dalam Pilkada, dan perlunya diambil langkah bersama untuk mengubah nasib rakyat. Salah satunya, memilih pemimpin yang benar, jangan sampai salah pilih.
"Jangan sampai menyesal hingga lima tahun ke depan," lengking suara Megawati.
Sepanjang Megawati berorasi, massa terpaku. Ternyata ada begitu masalah yang harus dituntaskan. Massa larut dalam orasi Mega. Kampanye ini pun berakhir dengan tertib.
sumber : detik