Perdana Menteri Tunisia Hamadi Jebali menyatakan rencananya membentuk kabinet teknokratik (berisi para ahli yang bukan orang partai) pada pertengahan minggu depan.
Kalau rencana ini tak disetujui oleh partai penguasa, PM Jebali mengancam akan mundur.
Pengumuman disampaikannya setelah prosesi pemakaman pemimpin oposisi Tunisia Chokri Belaid, Rabu (6/2) lalu. Namun rencana ini sudah dikritik oleh Partai berhaluan Islam Ennahda, yang mendukung PM Jebali.
"Semua menterinya harus independen, termasuk menteri dalam negeri, kejaksaan dan menteri luar negeri," kata Jebali pada wartawan Sabtu (9/2).
"Kalau diterima... saya akan teruskan kewajiban saya sebagai kepala pemerintahan. Kalau tidak, saya akan minta presiden republik ini untuk mencari kandidat lain untuk membentuk pemerintahan baru."
Rabu lalu PM Jebali mengumumkan pembubaran kabinetnya saat ini dan rencana membentuk pemerintahan baru yang "terdiri dari orang yang kompeten tanpa ikatan politik".
Sementara menurut Partai berkuasa Ennahda, PM Jebali "tak menanyakan pendapat partainya sendiri".
Demo tiap hari
Sementara itu pendukung Ennahda turun ke jalan sehari setelah pemakaman Belaid di ibukota Tunis.
Sekitar satu juta orang diperkirakan turut mengantar jenazah pimpinan oposisi Chokri Belaid.
Sebelumnya kubu oposisi menyalahkan pemerintah karena dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Belaid, tudingan ini ditolak partai penguasa.
Setelah pembunuhan itu pendukung oposisi berdemo menuntut pemerintah mundur dan empat kelompok -termasuk partai Fron Populer pimpinan Belaid- mundur dari Dewan Konstituen yang dikuasai Ennahda.
Aksi demo Ennahda di Tunis adalah untuk mendukung legitimasi Dewan tersebut.
Pengamat menilai saat ini merupakan titik kritis bagi Tunisia di tengah partai Islam yang berkuasa di satu sisi dan kelompok liberal serta kelompok sekuler disisi lain masing-masing berselisih paham tentang bagaimana bangsa mereka harus dibangun.
Kubu anti dan pendukung pemerintah berdemo hampir tiap hari, namun dua kubu tak kunjung menemukan kompromi.
Tewasnya Belaid merupakan pembunuhan politik pertama di Tunisia sejak Musim Semi Arab bergulir tahun 2011 akibatnya memicu berbagai aksi protes di seluruh negeri.
Seorang polisi tewas dan 59 lainnya luka pada aksi demo hari Rabu kata kantor kementrian dalam negeri Tunisia.
Sebelumnya kubu oposisi menyalahkan pemerintah karena dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Belaid, tudingan ini ditolak partai penguasa.
Setelah pembunuhan itu pendukung oposisi berdemo menuntut pemerintah mundur dan empat kelompok -termasuk partai Fron Populer pimpinan Belaid- mundur dari Dewan Konstituen yang dikuasai Ennahda.
Aksi demo Ennahda di Tunis adalah untuk mendukung legitimasi Dewan tersebut.
Pengamat menilai saat ini merupakan titik kritis bagi Tunisia di tengah partai Islam yang berkuasa di satu sisi dan kelompok liberal serta kelompok sekuler disisi lain masing-masing berselisih paham tentang bagaimana bangsa mereka harus dibangun.
Kubu anti dan pendukung pemerintah berdemo hampir tiap hari, namun dua kubu tak kunjung menemukan kompromi.
Tewasnya Belaid merupakan pembunuhan politik pertama di Tunisia sejak Musim Semi Arab bergulir tahun 2011 akibatnya memicu berbagai aksi protes di seluruh negeri.
Seorang polisi tewas dan 59 lainnya luka pada aksi demo hari Rabu kata kantor kementrian dalam negeri Tunisia.
sumber : detik