Bom Meledak, Jerit Tangis Turki Memilukan - Dreaming Post
Online Media Realiable // Layak dibaca dan perlu!!
Home » , , , , » Bom Meledak, Jerit Tangis Turki Memilukan

Bom Meledak, Jerit Tangis Turki Memilukan

Written By Dre@ming Post on Kamis, 30 Juni 2016 | 09.42

Para calon penumpang berpelukan untuk saling menenangkan usai bom bunuh diri mengguncang bandara internasional Ataturk, Istanbul, Turki. (atas). Sedikitnya 28 orang tewas dan 60 lainnya luka-luka dalam serangan di bandara ibukota Istanbul, Selasa malam (28/6/2016).(bawah)
Pasca Bom Bunuh Diri, Presiden Turki Minta Dunia Bersatu Lawan Terorisme

ANKARA – Insiden ledakan bom bunuh diri terjadi di Bandara Ataturk, Istanbul.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mendesak dunia untuk bersikap lebih keras untuk merespon tragedi bom bunuh diri di bandara Ataturk, Istanbul yang menewaskan puluhan orang itu.

Erdogan mendesak para pemimpin dunia untuk memahami bahwa sasaran serangan itu bisa saja London, Berlin atau Chicago.

Seruan ini disampaikan karena respon dunia internasional dirasa sangat minim terkait insiden di Istanbul itu.

Para pemimpin dunia memang langsung mengecam serangan tersebut lewat Twitter dan Sekjen PBB Ban Ki-moon menyatakan para pelaku serangan teror itu harus diseret ke pengadilan.

Namun, sejumlah pihak mengatakan reaksi dunia akan lebih keras jika tragedi itu terjadi di sebuah pusat transportasi lain di Eropa Barat.

Dalam pernyataan tertulis tak lama setelah serangan bom itu, Presiden Erdogan menyerukan agar dunia bersatu untuk melawan terorisme.

"Bom yang meledak di Istanbul ini bisa saja meledak di kota lain di dunia atau bandara lain. Saya ingin semua pihak memahami bahwa tak ada perbedaan antara Istanbul dan London, Ankara dan Berlin atau Izmir dan Chicago," ujar Erdogan.

"Kecuali kita bekerja sama sebagai negara dan bangsa untuk memerangi teroris bersama-sama, semua kemungkinan yang tak pernah kita pikirkan bisa menjadi kenyataan," tambah dia.

Beberapa pemimpin dunia yang sudah mengecam serangan itu antara lain PM Inggris David Cameron, Menlu Inggris Philip Hammond dan Menteri Utama Skotlandia Nicola Sturgeon.

Sementara dari AS, kedua bakal calon presiden Hillary Clinton dan Donald Trump sudah menyampaikan rasa bela sungkawa untuk para korban bom bunuh diri di Istanbul.

Pelaku Insiden Bom Bunuh Diri Istanbul Kenakan Baju Hitam Tanpa Topeng

ISTANBUL – Momen mengerikan terjadi saat saksi mata melihat insiden bom bunuh diri di bandara Utama Internasional, Istanbul, Selasa (28/6/2016).

Satu pelaku dalam insiden tersebut terlihat "menembak membabi buta" selagi berjalan menuju terminal bandara, sebelum tiga ledakan terjadi di lokasi.

"Kami baru saja tiba di terminal keberangkatan internasional dan melihat seorang pria menembak dengan acak ke segala arah. Ia terlihat menembak siapapun yang ada di depannya. Ia memakai pakaian yang seluruhnya hitam dan tidak bertopeng. Saya berada sejauh 50 meter dari insiden itu," kata Paul Ross, 77 tahun, seorang turis dari Afrika Selatan yang akan terbang pulang menuju Cape Town bersama istrinya, lapor Reuters.

"Kami menunduk di balik loket, tetapi saya berdiri untuk melihat kejadian itu. Tak lama, dua ledakan terdengar bergantian. Saat itu, ia telah berhenti menembak," ujar Ross.

"Ia berbalik arah dan mulai jalan menuju kami. Pelaku itu terus memegang senjata dari balik jaketnya. Pria itu melihat sekeliling, cemas jika ada orang yang akan menghentikan langkahnya. Ia pun turun melalui eskalator. Kami mendengar suara tembakan dan ledakan lainnya, dan insiden itu pun berakhir," tambahnya mengakhiri.

ISIS Diduga Dalang Bom Bunuh Diri di Bandara Istanbul?

ISTANBUL – Pasca ledakan bom bunuh diri di Bandara Istanbul, otoritas Turki menyelidiki rekaman video dan pengakuan para saksi, Rabu (29/6/2016).

Tiga terduga anggota ISIS yang meledakkan diri ini menewaskan 41 orang dan melukai 239 lainnya.

Serangan di bandara terbesar ketiga di Eropa tersebut merupakan serangan paling mematikan dalam rangkaian bom bunuh diri yang terjadi di Turki pada tahun ini, lapor Reuters.

Presiden Tayyip Erdogan mengatakan bahwa serangan itu harus menjadi titik balik perang global melawan terorisme.

Lima warga Arab Saudi dan dua warga Irak masuk dalam daftar korban tewas, kata otoritas Turki.

Selain itu, 13 warga asing lain yang menjadi korban berasal dari China, Yordania, Tunisia, Uzbekistan, Iran, dan Ukraina.

Sebelum meledakkan diri, seorang pelaku menembaki ruang tunggu keberangkatan dengan senapan laras panjang.

Sehingga memaksa calon penumpang melarikan diri.

Setelah itu, ketiga pelaku secara bersamaan meledakkan diri di tempat kedatangan satu lantai di bawahnya. Kantor Berita Dogan menuliskan bahwa otopsi atas ketiga pelaku sudah selesai dilakukan.

Mereka diduga berasal dari negara asing, kata Dogan tanpa menyebut sumber.

"Serangan ini menyasar orang-orang yang tidak berdosa. Ini adalah aksi terorisme terencana," kata Perdana Menteri Binali Yildirim kepada para wartawan pada Rabu pagi waktu setempat.

"Ada bukti awal bahwa para pelaku meledakkan diri setelah mengeluarkan tembakan senjata api," katanya serta menambahkan bahwa mereka tiba di bandara dengan taksi dan diduga merupakan anggota ISIS.

Dua pejabat anti-terorisme Amerika Serikat juga mengatakan bukti-bukti awal menunjukkan bahwa kelompok bersenjata ISIS adalah terduga utama meski belum ada bukti konkrit.

Istanbul adalah kota yangmenjembatani Eropa dengan Asia sehingga membuat bandara Ataturk menjadi titik transit bagi penumpang dari seluruh penjuru dunia.

Gubernur Istanbul menyatakan bahwa 109 dari 239 korban luka kini telah keluar dari rumah sakit.

"Banyak terdengar bayi menangis, orang-orang berteriak, kaca-kaca pecah sementara darah menutupi lantai. Situasi saat itu sangat penuh sesak dan kacau. Ini adalah peristiwa yang traumatis," kata Diana Eltner, 29, psikolog dari Swiss yang saat itu sedang transit menuju Vietnam.

Otoritas setempat telah membatalkan 340 penerbangan meski keberangkatan kembali normal pada 8:00 waktu setempat atau 12:00 WIB.

Serangan di Ankara ini mempunyai banyak kesamaan dengan peristiwa bom bunuh diri di bandara Brussel pada Maret lalu yang menewaskan 16 orang.

Sebuah serangan terkoordinasi juga menyasar stasiun kereta dalam kota yang juga menewaskan 16 orang.

Selain di Brussel, ISIS juga mengklaim serangan senjata api dan bom yang menewaskan 129 orang di Paris pada November tahun lalu.

"DI Istanbul, mereka mengkombinasikan metode serangan Brussel dan Paris. Mereka merencanakan pembunuhan yang memaksimalkan ketakutan dan nyawa," kata Suleyman Ozeren, pakar terorisme dari lembaga Global Policy and Strategy Institute.








sumber : tribun
Share this article :

Visitors Today

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dreaming Post - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Sorga 'n Neraka