Kematian Tragis Sara Di Tangan Mantan dan Kekasihnya - Dreaming Post
Online Media Realiable // Layak dibaca dan perlu!!
Home » , , , , , » Kematian Tragis Sara Di Tangan Mantan dan Kekasihnya

Kematian Tragis Sara Di Tangan Mantan dan Kekasihnya

Written By Dre@ming Post on Minggu, 09 Maret 2014 | 10.43

Ade Sara Angelina Suroto (19) dianiaya pembunuhnya dengan cara disetrum menggunakan alat kejut listrik. Benda tersebut diketahui merupakan milik Ahmad Imam Al Hafitd (19). Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Depok, Komisaris Nuredi Irwansyah menyatakan, alat kejut listrik milik Hafitd itu memiliki tegangan 3.800 kv. Alat itu disetrumkan berkali-kali ke sejumlah bagian tubuh korban. "Ada yang di perut, di dada, di kaki ada," kata Nuredi, saat dihubungi, Sabtu (8/3/2014) malam. Nuredi menyatakan, yang melakukan penyetruman tersebut adalah Hafitd. Asyifa, pacar baru Hafitd, berperan memukul korban.
Keluarga Hafitd Tinggalkan Rumah

JAKARTA -- Tempat tinggal Ahmad Imam Al Hafitd (19) tersangka pembunuh Ade Sara Angelina Suroto di Pulogebang Permai Blok A1 no 8 RT 05/10 Cakung, Jakarta Timur, masih terlihat sepi.

Menurut tetangganya, keluarganya sudah meninggalkan rumah tersebut sehari sebelumnya. "Kayanya udah pergi semua, mereka nggak nempatin rumah ini sementara. Tapi nggak bilang apa-apa," kata salah satu pria, yang merupakan tetangganya, Sabtu (8/3/2014) siang. Namun, pria tersebut, enggan memberikan informasi lanjut. Ia memilih untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Saya nggak tahu apa-apa. Kalau kenal sih kenal, namanya juga tetangga. Tapi saya nggak tahu masalahnya. Silahkan tanya ke Pak RT saja," kata pria itu, sambil menutup pintunya.

Pantauan Wartakotalive.com, rumah bercat putih itu, tampak sepi. Terlihat lampu yang berada di teras rumahnya menyala.

Sebuah kursi terbuat dari coklat kayu, memenuhi teras. Sedangkan, papan tenis meja tampak berada di garasi rumah.

Di gang rumah itu sendiri juga terlihat sepi. Jarang terlihat warga yang melintas. Berbeda dengan kemarin, warga banyak berada di gang sekitar rumah Hafitd membicarakan masalah pembunuhan tersebut.

Ibu Ade Sara, Tetap Mau Dipanggil Mama oleh Pelaku

JAKARTA -- Ibunda dari Ade Resa, Elisabeth Diana Dewayani, mengaku, tetap percaya bahwa kedua pelaku, Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan kekasihnya, Assifa Rahmadhani (19), anak yang baik.

Meskipun, proses hukum harus tetap mereka jalani. Ia pun juga tetap mau dipanggil mama oleh Hafitd. "Saya berharap keadilan harus ditegakkan. Saya percaya setelah proses hukum dilaksanakan Hafitd dan assifa jadi anak yang baik. Saya percaya itu. Hanya saja saat itu mereka tidak bisa menguasai sisi jahat dari diri mereka," katanya sesuai pemakaman Ade Resa, di TPU Pondok Kelapa, Jumat (7/3/2014).

Bahkan, ia mengatakan, bahwa tetap akan memanggil Hafidz, anaknya, sebagaimana Hafidt memanggilnya mama.

"Saya akan menyampaikan kepada Hafidt terakhir kali ketemu mama, kamu tetap panggil mama. Sekarang mama juga akan tetap panggil kamu anak mama. Mama dan papa ampuni Hafidz dan Assifa," katanya.

Assifa Rahmadhani Jadi Pribadi Jutek Selepas SMA

JAKARTA - Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assifa Rahmadhani (19) adalah sepasang kekasih yang tega membunuh temannya sendiri, Ade Sara Angelina Suroto (19).

Soal pribadi kedua pelaku, Omeh seorang sahabat kecil Assifa menyebut perempuan yang biasa disapa Syifa itu memang dikenal sebagai teman yang jutek terutama,terhadap orang yang belum dikenalnya. Perilaku Syifa itu, disebutkan terbentuk setelah ia selepas SMA. "Padahal dulu zaman SMA dia anaknya baik, kalem, tapi pas kuliah jadi jutek dan jadi anak gaul, suka pulang malem," kata Omeh, di sekitar kediaman Assifa, Jumat (7/3/2014).

Sedang Ahmad Imam Al Hafitd dikenal sebagai anak baik-baik di lingkungannya. Ia diketahui pernah aktif di sejumlah kegiatan kepemudaan "Malah dia juga pernah ikut Karang Taruna dan remaja masjid. Tahu-tahu ada kejadian ini," kata Rofi (19), teman Hafitd, ditemui di sebuah warung tempat biasa mereka berkumpul.

Ia mengaku, terakhir kali bertemu Hafitd sebulan lalu saat salat Jumat. Saat itu, ia hanya membicarakan masalah film. Menurut Rofi, Hafitd dikenal suka menonton film. "Film yang disukanya aneh-aneh, dia suka film 'Jackass', itu film aneh. Tapi nggak tahu, apa pengaruh dari nonton film atau nggak. Karena selama ini orangnya kalem," katanya.

Gegabah, Memvonis Hafitd dan Syifa Adalah Psikopat Tanpa Memeriksa

JAKARTA -- Pembunuhan berencana yang dilakukan pasangan remaja, Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan kekasih barunya Assyifa Ramadhani (18) terhadap mantan kekasih Hafitd, Ade Sara Angelina (18) dinilai merupakan tindakan yang cukup kejam dan diluar nalar.

Banyak pihak dan kalangan bahkan para ahli dan pakar psikologi yang berani menilai Hafitd dan kekasih barunya Syifa, adalah psikopat atau penderita ganggguan jiwa atau gangguan kepribadian yang identik dengan perilaku kejam tanpa penyesalan atau tanpa rasa takut.

Kasandra Putranto, Psikolog Klinis dan Forensik, mengatakan, penilaian sepihak yang dilakukan seorang psikolog dengan langsung menjudge atau memvonis bahwa Hafitd dan Syifa adalah seorang psikopat, tanpa memeriksa langsung keduanya, adalah penilaian gegabah.

"Dari pemberitaan sudah banyak psikolog yang berani memvonis tersangka sebagai psikopat, padahal mereka belum memeriksa langsung. Ini penilaian dan vonis yang gegabah atau sembarangan," kata Kasandra kepada Warta Kota, Sabtu (8/3/2014).

Menurutnya seorang psikolog tidak bisa memvonis seseorang itu sebagai psikopat hanya berdasar pada pemberitaan dan pernyataan orang lain saja. "Untuk sampai pada vonis itu, seorang psikolog harus memeriksa langsung dan ada serangkaian tes dan pemeriksaan yang akan dilakukan," ujarnya.

Intinya, ia menegaskan ada rangkaian panjang pemeriksaan dan analisa yang dilakukan psikolog dengan cermat, sebelum sampai pada kesimpulan bahwa seseorang itu psikopat atau bukan.

Selain itu, kata Kasandra, penilaian dan vonis beberapa psikolog terhadap dua tersangka dalam kasus pembunuhan Ade Sara ini, dengan tanpa melakukan pemeriksaan, sudah melanggar kode etik profesi sebagai seorang psikolog.

"Jelas, vonis dan penilaian tanpa memeriksa adalah pelanggaran kode etik profesi psikolog. Ini pendapat saya. Seharusnya tidak boleh psikolog memvonis hanya berdasar pada analisa dari pemberitaan dan keterangan orang lain saja," kata Kasandra. Untuk itu, ia meminta semua psikolog menghormati kode etik ini agar masyarakat tidak tersesat dalam mendapatkan informasi, melalui pemberitaan.

"Sayangnya lagi, penilaian dan vonis itu tersebar dalam pemberitaan dan akibatnya masyarakat bisa mendapatkan informasi yang salah," katanya.

Hafitd Setrum Ade Sara Berkali-kali ke Sejumlah Bagian Tubuh

JAKARTA - Ade Sara Angelina Suroto (19) dianiaya pembunuhnya dengan cara disetrum menggunakan alat kejut listrik. Benda tersebut diketahui merupakan milik Ahmad Imam Al Hafitd (19).

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Depok, Komisaris Nuredi Irwansyah menyatakan, alat kejut listrik milik Hafitd itu memiliki tegangan 3.800 kv. Alat itu disetrumkan berkali-kali ke sejumlah bagian tubuh korban.

"Ada yang di perut, di dada, di kaki ada," kata Nuredi, saat dihubungi, Sabtu (8/3/2014) malam.

Nuredi menyatakan, yang melakukan penyetruman tersebut adalah Hafitd. Asyifa, pacar baru Hafitd, berperan memukul korban. Alat kejut listrik itu, kata Nuredi, sudah dimiliki Hafitd kurang lebih satu tahun dan dibeli pelaku di ITC Cempaka Mas. Pihaknya belum menanyakan ke pelaku apa dasar menggunakan benda tersebut.

"Belum kami tanyakan kenapa dia membeli itu," ujar Nuredi. Mengenai kepemilikan benda tersebut, Nuredi menyatakan sampai dengan saat ini belum ada regulasi yang mengatur pembeliannya. Ini artinya, tidak ada pengaturan yang mengatur kepemilikan benda tersebut oleh seseorang.

Sara menjadi korban penganiayaan mantan pacar dan kekasih barunya di dalam mobil KIA Visto setelah terlibat perdebatan di dalam mobil. Sara yang sempat kabur, ditarik ke dalam mobil dan dianiaya. Sara kemudian tewas.

Hasil otopsi menerangkan korban tewas akibat sumpalan kertas di dalam tenggorokan. Jasad korban sempat dibawa keliling oleh kedua pelaku. Mereka lalu membuang tubuh korban di pinggir Tol Bintara, kilometer 49, Bekasi Timur, Jawa Barat.

Hafitd Kerap Mengajak Menginap Assyifa

JAKARTA -- Reza (17), salah satu tetangga Ahmad Imam Hafitd, tersangka pembunuh Ade Sara Angelina Suroto mengatakan, memang Hafitd kerap membawa kekasihnya ke rumahnya. Bahkan, kekasihnya itu kerap menginap di rumah Hafitd. "Biasanya kalau nginap pas lagi ada acara kumpul keluarga, memang kelihatannya sudah dekat dengan keluarga. Makanya suka menginap," kata Reza, Sabtu (8/3/2014).

Namun, lanjutnya, pacarnya tersebut, Assyifa, dikenal tidak ramah. Pasalnya ia enggan bertegur sapa dengan tetangga di sekitar rumah Hafitd.

"Kalau lewat lagi sama Hafitd, nggak pernah negor atau senyum. Dia cuek aja, kalau Hafitd masih suka nyapa," katanya.

Hafitd sendiri, anak ketiga dari empat bersaudara. Ia alumnus SMAN 36 Rawamangun. Dimana Assifa dan Ade Sara juga sekolah di sana.

Kini, Hafitd tengah kuliah semester dua di Kalbis Institute, Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur.

Sementara, ayahnya, SO dikenal sebagai dokter kandungan. Di mana pernah tersandung kasus aborsi di Warakas, Tanjungpriok, Jakarta Utara pada 2009 lalu.

Apa Motif Hafitd Melayat Ade Sara yang Ia Bunuh?

JAKARTA - Ahmad Imam Al Hafitd (19), pembunuh Ade Sara Angelina Suroto (19) "berani" datang ke RSCM, tempat jenazah korbannya disemayamkan. Dia juga menuliskan ucapan duka cita di akun twitternya, @HafitdASO.

Kriminolog Univeristas Indonesia Bambang Widodo Umar menilai, pelaku datang ke tempat korban disemayamkan bukan untuk mencari alibi. Sebab, alibi dibuat pelaku kejahatan hanya pada saat kejadian, untuk menunjukan pelaku tidak pernah berada bersama korbannya.

"Kalau alibi, dia mencari momen lain seakan-akan dia tidak ada di momen itu," ujar Bambang, kepada Kompas.com, saat dihubungi, Sabtu (8/3/2014).

Menurut Bambang, Hafidt melayat ke rumah duka di RSCM karena hendak menunjukkan dirinya ikut bersimpati dan mengucapkan belasungkawa. Dengan begitu, tidak ada yang mencurigainya sebagai pelaku pembunuhan Ade Sara.

Bambang menilai, kasus kejahatan yang dilakukan pasangan kekasih Hafitd dan Assyifa terlalu terang dan mudah diketahui. Alibi mereka tidak ada karena modus mereka mudah ditelusuri.

Meski Hafitd dan Assyifa sudah merencanakan pembunuhan itu seminggu sebelumnya, Bambang berpandangan, perencanaan keduanya tidak matang.

"Karena dia menggunakan handphone, lalu mengajak korban ketemuan. Kalau orang berencana matang, dia tidak akan tunjukan komunikasi langsung. Sehingga orang tidak akan tahu, siapa orang terakhir yang bersama mereka. Jadi kalau menurut saya tidak rapih," ujar Bambang.

Sara yang merupakan mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM) ditemukan tak bernyawa di Tol Bintara, kilomter 41, Bekasi Timur, Jawa Barat, Rabu (5/3/2014). Pembunuh Ade Sara terungkap, yakni mantan kekasihnya, Ahmad Imam Al Hafitd (19), dan kekasihnya, Assyifa Ramadani (19). Hafitd tertangkap saat melayat di rumah duka RSCM, sementara Assyifa di Jakarta Timur.

Setahun Terakhir, Ade Sara Jadi Guru Sekolah Minggu

Jakarta - Suasana duka masih menyelimuti di kediaman Ade Sara Angelina, Jalan Layur, Blok ABCD, RT 07/11 No 02, Kelurahan Jati, Pulogadung, Jakarta Timur. Sanak saudara dan teman-temannya masih berdatangan.

"Saya terharu, sekarang masih banyak dikunjungi. Memang Ade dikenal supel dan mudah bergaul," kata Elizabeth Diana (40), ibunda Ade Sara, Sabtu (8/3/2014).

Sementara itu, sang ayah, Suroto (40), tampak masih melayani berbagai kerabatnya yang berdatangan. Tenda di halaman rumah kontrakannya pun masih berdiri.

Diana dan Suroto sendiri dikenal sebagai keluarga yang taat ibadah. Bahkan, Diana, sudah tujuh tahun mengajar Sekolah Minggu di sebuah gereja, tak jauh dari tempat tinggalnya.

"Sejak setahun terakhir Ade juga ikut mengajar di gereja. Selain itu, saya juga bekerja di perusahaan bidang alumunium di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat," katanya.

Menurut Diana, sosok Hafitd dikenal baik saat menjalin hubungan dengan anaknya. Namun, setelah putus sifat Hafitd berubah. Apalagi, sampai terjadi pembunuhan tersebut. ”Tapi saya sudah ikhlaskan, saya serahkan ke kepolisian atas kasus ini,” katanya.

sumber : tribun
Share this article :

Visitors Today

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dreaming Post - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Sorga 'n Neraka