PSSI Bentuk Tim Investigasi Kasus Meninggalnya Salomon Bengondo
Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Sekjen PSSI) Joko Driyono mengatakan, pihaknya membentuk tim untuk menginvestigasi kasus meninggalnya pesepak bola asal Kamerun, Salomon Bengondo.
"PSSI akan membentuk tim. Ada tim khusus yang menangani ini. Kami akan koordinasi semuanya. Kami memaksimalkan relasi dan agen pemain Salomon Bengondo," ujar Joko saat dihubungi, Senin (2/12/2013).
Salomon tidak punya cukup biaya untuk mengobati penyakit di bagian perut yang dideritanya.
Hingga akhir hayatnya pada Jumat (29/11/2013) pagi, dia tidak mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya.
Hidup Salomon di Indonesia sangat sulit, karena manajemen Persipro Probolinggo, tempat dia bermain di kompetisi Divisi Utama di bawah PT LPIS pada musim 2012-2013, tidak membayar gaji Solomon selama semusim. Dia hanya dibayar sebesar 15 persen dari nilai kontrak yang dijanjikan.
"Kewajiban klub melunasi pembayaran gaji pemain. Bagaimana hak pemain itu dipenuhi. Tentu kami akan komunikasi dengan klub," tuturnya.
Federasi Sepak Bola Kamerun Sudah Tahu Salomon Bengondo Wafat
Federasi Sepak Bola Kamerun (FECAFOOT) telah mengetahui meninggalnya Salomon Bengondo.
Pemberitahuan meninggalnya mantan pemain Persipro Probolinggo, disampaikan Simon Atangana selaku perwakilan pesepak bola Kamerun di Indonesia.
"Saya sudah memberitahu kepada Federasi Sepak Bola Kamerun. Kami selalu memberitahukan kabar terbaru kepada mereka," kata Simon, ditemui di RSUD Tangerang, Banten, Senin (2/12/2013).
Simon mengaku tak mendapatkan hambatan dalam mengurus proses administrasi, setelah meninggalnya Salomon Begondo.
"Kami diberikan kemudahan untuk mengurus administrasi. Dimulai dari tingkat RT/RW, kepolisian hingga ke rumah sakit," ujarnya.
Salomon tak punya cukup biaya untuk mengobati penyakit di bagian perut yang dideritanya. Hingga akhir hayatnya pada Jumat (29/11/2013) pagi, dia tidak mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya.
Hidup Salomon di Indonesia sangat sulit, karena manajemen Persipro Probolinggo, tempat dia bermain di kompetisi Divisi Utama di bawah PT LPIS pada musim 2012-2013, tidak membayar gaji Solomon selama semusim. Dia hanya dibayar 15 persen dari nilai kontrak yang dijanjikan.
Keluarga Akhirnya Bisa Melihat Jenazah Salomon Bengondo
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pihak keluarga yang diwakili Beliby Ferdinand, mengizinkan jenazah kakaknya, Salomon Bengondo, diperlihatkan.
Itu terjadi pada Senin (2/12/2013) sekitar pukul 17.00 WIB. Jenazah pesepak bola asal Kamerun, disimpan di lemari pendingin ruang jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang.
Seorang petugas kamar jenazah dibantu dua petugas keamanan, membuka lemari pendingin tempat jenazah disimpan.
Kami berkesempatan melihat langsung jenazah Salomon Bengondo. Di ruang jenazah, selain Beliby Ferdinand, hadir pula teman-teman almarhum dan Simon Atangana, selaku perwakilan pesepak bola Kamerun di Indonesia.
Sewaktu pintu lemari pendingin terbuka, terlihat sosok Salomon Bengondo terbujur kaku. Kedua tangannya didekapkan di dada. Bau anyir seketika tercium, sebab Salomon sudah empat hari meninggal.
Selama lima menit, pihak rumah sakit mengizinkan keluarga melihat jenazah. Setelah melihat jenazah, petugas kamar meletakkan kembali jenazah ke tempat semula.
Raut wajah sedih terpancar dari Beliby Ferdinand, adik Salomon Bengondo. Ia terlihat menunduk, kemudian matanya berkaca-kaca.
Tidak hanya Beliby yang menunjukkan kesedihan, Hani Kristina, teman dekat Salomon Bengondo, pun merasa kehilangan. Hani mendekap erat Beliby Ferdinand. Dia merasa sedih, karena teman dekatnya pergi menghadap Tuhan.
Salomon tak punya cukup biaya untuk mengobati penyakit di bagian perutnya. Hingga akhir hayatnya pada Jumat (29/11/2013) pagi, dia tidak mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya.
Hidup Salomon di Indonesia sangat sulit, karena manajemen Persipro Probolinggo, tempat dia bermain di kompetisi Divisi Utama di bawah PT LPIS pada musim 2012-2013, tidak membayar gaji Solomon selama semusim. Dia hanya dibayar 15 persen dari nilai kontrak yang dijanjikan.
Besok Perwakilan Salomon Bengondo Temui PSSI
TANGERANG - Simon Atangana, perwakilan asosiasi pesepak bola Kamerun di Indonesia, menyambut antusias keinginan PSSI untuk mengurus pemulangan jenazah Salomon Bengondo ke Kamerun.
Pihaknya telah menjadwalkan bertemu dengan pengurus PSSI pada Selasa (3/12/2013) besok di Jakarta, untuk membahas kematian mantan pemain Persipro Probolinggo.
"Saya besok atau lusa akan bertemu pengurus PSSI. Respons mereka bagus, kami hargai itu. Mereka mau membantu mengurusi administrasi," kata Simon, ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang, Senin (2/12/2013).
Simon menuturkan, pihaknya telah mengurus dokumen-dokumen administrasi pemulangan Salomon Bengondo ke Kamerun. Rencananya, pesepak bola berusia 27 tahun dikebumikan di dekat keluarganya di Kamerun.
"Kami sudah mengurus ke kepolisian, RT/RW. Sekarang, tinggal menunggu proses autopsi untuk melengkapi dokumen persyaratan," ujarnya.
Sekjen PSSI Joko Driyono mengaku akan mengurus pemulangan jenazah Salomon Bengondo ke Kamerun.
"Mudah-mudahan semua mengurus kepulangannya. Insya Allah memerlukan waktu selama 10 hari," ucap Joko saat dihubungi.
Salomon tidak punya cukup biaya untuk mengobati penyakit di perutnya. Hingga akhir hayatnya pada Jumat (29/11/2013) pagi, dia tidak mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya.
Hidup Salomon di Indonesia sangat sulit, karena manajemen Persipro Probolinggo, tempat dia bermain di kompetisi Divisi Utama di bawah PT LPIS pada musim 2012-2013, tidak membayar gaji Solomon selama semusim. Dia hanya dibayar 15 persen dari nilai kontrak yang dijanjikan.
Ini SMS Terakhir Salomon Bengondo kepada Teman Dekatnya
Sebelum meninggal pada Jumat (29/11/2013) pagi, pesepak bola asal Kamerun, Salomon Bengondo, sempat mengirimkan pesan terakhir kepada teman dekatnya, Hani Kristina.
Pesan disampaikan pada Kamis sekitar pukul 14.00 WIB, atau tepat satu hari sebelum Salomon meninggal dunia. Kepada kami Hani Kristina memperlihatkan isi pesan tersebut.
"Ak tdak tau knp km ga angkat tlp.hmm, ak cma mau blg kl ak bener2 menyasal hub kita brantakan gara2 ak.. semoga khidupan ke depan kita sama2 berhasil.. amin," tulis Salomon Bengondo dalam pesan singkat.
Setelah menerima pesan tersebut, Hani Kristina mencoba menghubungi nomor telepon Salomon Bengondo. Namun, sampai Salomon meninggal pada Jumat sekitar pukul 07.30 WIB, dia tak kunjung mengangkat telepon.
"Saya kaget saat tahu Salomon meninggal dunia. Saya tahu dari televisi. Saya pingsan saat mengetahui kabar itu," kata Hani Kristina saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang, Senin (2/12/2013).
Hani datang ke RSUD Tangerang seorang diri. Dia mengenakan jaket berwarna hitam. Kesedihan terpancar dari wajahnya.
Hani berkesempatan bertemu Salomon Bengondo, saat mantan pemain Persipro Probolinggo sudah terbujur kaku di lemari pendingin ruang jenazah RSUD Tangerang.
sumber : tribun