"Bikin sendiri itu kan Rp 500. Ini kan hukum dagang. Saya tawarin Rp 300. Di Indonesia urusan duit semua orang waras. Untung saya Rp 150 dan itu yang pertama," jelasnya |
Jakarta - CEO CT Corp Chairul Tanjung membagi ceritanya
dalam memulai wirausaha. Kala itu, Ia masih menjadi seorang mahasiswa
di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI). Ia
menyatakan, keuntungan dari usaha pertamanya adalah Rp 150.
Chairul memulai dengan usaha fotokopi. Ia memanfaatkan kebutuhan teman-temannya untuk mendapatkan keuntungan.
"Dosen itu zaman saya wakil Tuhan. Jadi apa yang diminta harus dilakukan. Ia minta bikin buku pratikum dan semua mahasiswa harus bikin itu," kata Chairul saat menghadiri diskusi Entrepreneurship di Gedung Smesco, Jalan Gatot Subroto, Minggu (17/3/2013).
Chairul memanfaatkan rekanan zaman sekolahnya. Saat itu, untuk satu hasil cetakan dalam jumlah banyak dikenakan biaya Rp 150. Sementara jika hanya satu cetakan saja, dikenakan Rp 500.
"Bikin sendiri itu kan Rp 500. Ini kan hukum dagang. Saya tawarin Rp 300. Di Indonesia urusan duit semua orang waras. Untung saya Rp 150 dan itu yang pertama," jelasnya
Hal tersebut, menurutnya merupakan bukti bahwa modal bukan alasan utama dalam memulai usaha. Ia mengatakan, menjadi pengusaha adalah bagaimana memanfaatkan peluang dan mendapatkan uang dengan mudah.
"Nggak perlu modal. Itulah uang pertama yang saya dapat," cetusnya.
Ia meminta kepada para peserta diskusi yang mayoritas adalah mahasiswa untuks segera memulai usaha, apapun jenisnya.
"Jadi pak Jokowi bilang tadi bener, mulai saja. Jangan kebanyak baca buku konglomerat apa, jadi menghayal terus. Sekarang yang butuh itu just do it. Sekarang lakukan hasilnya duit," pungkasnya.
Chairul memulai dengan usaha fotokopi. Ia memanfaatkan kebutuhan teman-temannya untuk mendapatkan keuntungan.
"Dosen itu zaman saya wakil Tuhan. Jadi apa yang diminta harus dilakukan. Ia minta bikin buku pratikum dan semua mahasiswa harus bikin itu," kata Chairul saat menghadiri diskusi Entrepreneurship di Gedung Smesco, Jalan Gatot Subroto, Minggu (17/3/2013).
Chairul memanfaatkan rekanan zaman sekolahnya. Saat itu, untuk satu hasil cetakan dalam jumlah banyak dikenakan biaya Rp 150. Sementara jika hanya satu cetakan saja, dikenakan Rp 500.
"Bikin sendiri itu kan Rp 500. Ini kan hukum dagang. Saya tawarin Rp 300. Di Indonesia urusan duit semua orang waras. Untung saya Rp 150 dan itu yang pertama," jelasnya
Hal tersebut, menurutnya merupakan bukti bahwa modal bukan alasan utama dalam memulai usaha. Ia mengatakan, menjadi pengusaha adalah bagaimana memanfaatkan peluang dan mendapatkan uang dengan mudah.
"Nggak perlu modal. Itulah uang pertama yang saya dapat," cetusnya.
Ia meminta kepada para peserta diskusi yang mayoritas adalah mahasiswa untuks segera memulai usaha, apapun jenisnya.
"Jadi pak Jokowi bilang tadi bener, mulai saja. Jangan kebanyak baca buku konglomerat apa, jadi menghayal terus. Sekarang yang butuh itu just do it. Sekarang lakukan hasilnya duit," pungkasnya.
Dre@ming Post______
sumber : detik